Pecahan Uang Indonesia Seratus Ribu Rupiah
Pecahan Uang Indonesia Seratus Ribu Rupiah

Jakarta, Aktual.com – Kondisi ekonomi global telah berubah selama beberapa dekade terakhir. Banyak negara mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat, sementara negara lain berjuang dengan resesi dan imbal hasil bersih yang negatif.

Pertumbuhan ekonomi (atau ketiadaan pertumbuhan ekonomi) ditentukan oleh banyak faktor, mulai dari nilai tukar mata uang asing dan neraca perdagangan hingga stabilitas politik dan faktor ekonomi mikro.

Bagaimana Valuta Asing Berdampak pada Perekonomian
Valuta asing adalah faktor penting yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, karena berhubungan dengan pertukaran atau perdagangan mata uang asing dan mata uang lokal suatu negara. Perdagangan valuta asing (FX) berdampak pada banyak faktor penentu ekonomi, mulai dari ekspor dan impor hingga inflasi, investasi, dan suku bunga.

Globalisasi lanskap perdagangan internasional saat ini menyoroti pentingnya valuta asing dalam pembangunan ekonomi dengan memfasilitasi perdagangan dan pemukiman serta kegiatan ekonomi lokal untuk merangsang dan mempertahankan pertumbuhan. Berikut ini adalah lima area utama di mana valuta asing memengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
Neraca perdagangan suatu negara mengacu pada peristiwa di mana ekspor bersih melebihi impor bersih dan ekonomi telah memperoleh lebih banyak mata uang asing dari transaksi internasional. Ketika negara-negara berdagang, mereka melakukan dan menerima pembayaran dalam mata uang asing dan lokal. Contohnya, Indonesia akan membayar Amerika Serikat (AS) dalam Dolar AS, sementara AS akan membayar Indonesia dalam Rupiah.

Neraca pembayaran (Balance of Payment/BoP) mengacu pada total ekspor dan impor dan merupakan indikator penting kesehatan ekonomi, mengingat dampak nilai tukar pada pengiriman uang dan perdagangan. BoP dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah uang beredar, keterbukaan ekonomi, suku bunga riil, nilai tukar riil, pembentukan modal bruto, dan stabilitas politik. Nilai tukar mempengaruhi BoP secara negatif atau positif dan mempengaruhi neraca transaksi berjalan neto setelah perdagangan internasional dan pengiriman uang.

Ekspor dan impor
Impor dan ekspor memengaruhi stabilitas ekonomi suatu negara secara positif atau negatif, tergantung pada kondisi dan biayanya. Ketika biaya ekspor lebih besar daripada biaya impor, ekonomi mungkin akan terpukul dan menjadi lambat.

Nilai mata uang suatu negara dapat memengaruhi impor dan ekspor. Mata uang yang lebih lemah membuat ekspor lebih murah bagi pembeli asing dan mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi negara penjual akan rugi. Sebaliknya, mata uang yang kuat dapat membuat impor lebih terjangkau bagi pembeli domestik dan menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.

Nilai tukar yang lebih tinggi (mata uang yang kuat vs mata uang yang lemah) dapat memengaruhi daya beli penduduk lokal, terutama untuk komoditas penting seperti produk makanan. Hal ini dapat menyebabkan inflasi pada biaya hidup dan secara umum berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi jika inflasi tidak ditahan.

Investasi Lokal dan Asing
Investasi lokal dan asing, bersama-sama, menghasilkan pendapatan bagi perekonomian dan merupakan indikator utama kesehatan ekonomi. Ekonomi yang kuat dan berkembang memiliki industri lokal dan investasi asing yang sehat. Investasi asing mendatangkan mata uang asing dan menyediakan likuiditas untuk stabilitas harga komoditas penting. Ini adalah fungsi penting dari perdagangan valas oleh bank-bank papan atas di seluruh dunia.

Penemu asing umumnya tertarik pada negara-negara dengan mata uang yang lebih lemah, karena mereka mendapatkan lebih banyak keuntungan ketika mereka mengkonversi ke dalam mata uang lokal mereka. Namun, ini adalah risiko, terutama ketika biaya produksi lokal tinggi.

Ilustrasi - Pecahan mata uang Asing
Pecahan mata uang Asing

Mata uang yang kuat dapat menarik minat para trader yang ingin memanfaatkan nilai tukar untuk mendapatkan keuntungan. Inilah sebabnya mengapa sebagian besar pedagang bullish sebelum pengumuman suku bunga yang lebih tinggi.

Perbedaan dalam Inflasi
Inflasi yang lebih rendah secara konsisten meningkatkan daya beli dan nilai mata uang suatu negara. Inflasi yang terkendali sangat penting untuk stabilitas ekonomi, karena inflasi negatif dapat memperburuk resesi dan menyebabkan tingkat pengangguran yang tinggi. Negara-negara dengan inflasi ekstrem mengalami depresiasi mata uang dan suku bunga yang lebih tinggi, yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang lambat dan ekonomi yang mati.

Kebijakan moneter secara efektif mengendalikan inflasi namun harus diterapkan dengan hati-hati untuk menghindari memburuknya kondisi ekonomi. Suku bunga yang lebih tinggi merangsang pertumbuhan dan menghidupkan kembali perekonomian. Namun, biaya perumahan dan pinjaman dapat meningkat, yang menyebabkan biaya hidup yang lebih tinggi dan pada akhirnya memperburuk kehidupan banyak orang yang hidup dekat atau di bawah garis kemiskinan nasional.

Suku bunga
Devisa suatu negara juga memengaruhi suku bunga. Ketika bank sentral merilis informasi terbaru mengenai suku bunga, mereka bertujuan untuk mengendalikan nilai tukar dan membuat biaya impor dan ekspor dapat ditanggung oleh perekonomian. Mata uang yang lebih kuat biasanya memiliki suku bunga yang lebih rendah, karena bank sentral mereka dapat menurunkan suku bunga tanpa mengkhawatirkan depresiasi atau apresiasi yang tiba-tiba. Di sisi lain, ekonomi yang lebih lemah mungkin perlu menaikkan suku bunga untuk menarik modal asing dan menahan depresiasi mata uang.

Dampak valuta asing terhadap pertumbuhan ekonomi sangat kompleks dan bergantung pada beberapa faktor, termasuk neraca perdagangan negara, tingkat investasi asing, dan sikap kebijakan moneter. Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan nilai mata uang yang kuat adalah tanggung jawab utama bank sentral melalui pengelolaan cadangan devisa dan nilai tukar.

Bagaimana Bank Sentral Mengelola Mata Uang Asing
Bank sentral menggunakan kebijakan moneter sebagai alat untuk mengelola nilai tukar. Mereka biasanya menggunakan nilai tukar mengambang dan nilai tukar tetap dengan kelebihan dan kekurangannya. Bank sentral juga berinvestasi dan mengelola aset asing serta melakukan intervensi dalam menyelesaikan perdagangan dan pasar valuta asing. Bank sentral juga menggunakan kontrol modal untuk mengelola mata uang asing. Kontrol modal membatasi pergerakan modal ke dalam dan keluar dari suatu negara untuk mencegah arus keluar mata uang asing, yang dapat membantu menstabilkan nilainya.

Kesimpulan
Valuta asing adalah bagian integral dari ekonomi dan mempengaruhi perdagangan lokal dan internasional. Nilai tukar mata uang menentukan kekuatan ekonomi, investasi, dan kemampuan membeli, yang pada gilirannya memengaruhi pertumbuhan. Manajemen mata uang asing yang efektif diperlukan untuk menjaga agar ekonomi tetap berjalan.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra