“Pas booming semua bank jor-joran ke situ. Tapi begitu sektor itu rontok, semuanya juga rontok. Sehingga yang didaapt bank NPL-nya jadi melambung,” ingat Martin.
Dikonfrimasi soal potensi NPL tinggi di proyek infrastruktur era Jokowi ini, dia membenarkan. “Tetap ada potensi kredit macet di infrastruktur. Contohnya pun sudah ada yakni proyek pembangkit listrik dari China yang mangkrak.
“Itu timbulkan NPL tinggi. Jadi sudah ada kejadian pembiayaan infrastruktur itu tak terlalu sehat. Apalagi kan dari sisi peraturan prudential banking, kredit bank itu boleh terkonsentrasi atau paling banyak porsinya di sektor tertentu, apalagi itu infrastruktur,” jelasnya.
Dia lebih setuju kalau pembangunan infrastruktur menggunakan dana dari Surat Utang Negara (SUN). “Arahkan ke dana SUN. Itu paling tepat. Karena infrastruktr itu umur pembiayaannya 5, 10, dan 15 tahun. Itu sama seperti SUN,” kata dia.
Busthomi
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu