Taujih Syeikh DR Yudi Latif (kiri) bersama Khodim Zawiyah Arraudhah Al Akh Muhammad Danial Nafis (kanan) saat acara Kajian Spesial Ramadhan di Zawiyah Arraudah, Jalan Tebet Barat VIII, No 50, Jakarta Selatan, Minggu (4/6/2017). Dalam kajian Spesial Ramadhan ini yang bertamakan "Pancasila dalam Tasawuf Islam". AKTUAL/Munzir

Dalam kerelaan berbagi manusia bahagia dengan karunia berlimpah. Al-Qur’an melukiskan nafkah yang dibagikan ibarat sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, dan setiap tangkai berbuah seratus biji (QS. 2: 261). Semakin banyak memberi, semakin banyak menerima, sehingga kesuburan dan kesejahteraan negeri bertambah.

Di sini berlaku hukum kekekalan energi. Bahwa tidak ada energi yang hilang. Energi total sistem terisolasi bersifat konstan, tak berubah (nilainya) sepanjang waktu, sebelum dan sesudah kejadian. Ia tak dapat dimusnahkan tapi dapat diubah atau ditransfer dari satu bentuk ke bentuk energi lainnya.

Dalam berbagi energi positif, kita tak mengalami kehilangan, malah semakin menyuburkan energi kehidupan. Tubuh dan mental manusia senantiasa menjalin relasi saling memberi dan menerima dengan semesta. Mencipta, mencintai dan menumbuhkan menjamin keberlangsungan relasi ini. Semakin banyak kita memberi makin terlibat dalam sirkulasi energi semesta, bahkan bisa menciptakan berbagai bentuk energi positif lainnya. Seiring dengan itu, makin banyak kita peroleh dalam bentuk cinta, materi, ketentraman, kebahagiaan.

Maka, jika kita memberi, berilah dengan senang hati. Jika hendak diberkati, berkatilah sesama dengan mengirimkan percikan pemikiran positif. Jika kita tak punya uang, berikanlah pelayanan. Kita tak pernah kekurangan dalam apa yang dapat diberikan.

 

Makrifat Pagi, Yudi Latif

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin