Jakarta, Aktual.com — Keinginan pemerintah untuk mendivestasi saham PT Freeport Indonesia dengan mendorong perusahaan milik negara yakni PT Antam dan PT Inalum belum ada kemajuan yang berarti.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha, sekaligus sebagai tim divestasi saham Freeport dari Kementerian BUMN, Aloysius K Ro menyatakan masih menunggu hasil tindak lanjut dari tim Kementerian ESDM.

Diketahui sampai sejauh ini antara pihak Kementerian BUMN dan ESDM baru satu kali mengadakan pertemuan, dalam pertemuan tersebut membicarakan keberatan atas nilai harga saham Freeport yang dirasa terlalu mahal, kedua Kementerian tersebut berencana melakukan negoisasi dengan pihak Freeport.

“Divestasi Freeport samapai sekarang masih di timnya ESDM, baru ada pembicaraan satu kali dua bulan lalu, waktu itu masih persiapan untuk negosiasi,” kata Aloysius saat ditemui di ruang Komisi VI DPR-RI Senayan Jakarta, Kamis (21/4).

Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot menyatakan bahwa pemerintah telah menindak lanjuti tawaran divestasi dengan mengirim surat balasan kepada PT Freeport dan menyatakan bahwa harga saham tersebut dirasa terlalu mahal.

“Saya kasih tanggapan surat kemarin, yang nandatangani adalah saya,  nilai USD1,7 miliar kan keberatan. kemarin, sudah ke Freeport, harganya masih belum sesuai,” tuturnya saat menghadiri pelantikan Ketua Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) di Gedung Heritage KESDM Jln. Medan Merdeka Selatan No. 18 Jakarta, Senin (11/4).

Dia menambahkan, bahwa poin fokus dari pembahasan adalah mengenai parameter keekonomian dan parameter waktu. PT Freeport menghitung nilai investasi hingga tahun 2041 dan hal ini menjadi poin penolakan dari pemerintah.

“Ya itu kan mereka, pemerintah punya pandangan lain lagi,” pungkas Gatot.

Seperti yang telah diketahu bahwa pihak Freeport telah mengirim surat penawaran Divestasi 10,64 persen saham Kepada Kementerian ESDM tertanggal Rabu, (13/1)

Dalam kalkulasinya, nilai 100 persen saham PT Freeport Indonesia diklaim mencapai USD16,2 atau setara Rp225,18 triliun dengan kurs Rp 13,900. Dengan demikian, harga dari 10,64 persen saham sebesar USD1,7 miliar atau setara dengan Rp23,63 triliun.

Director and Executive Vice President Freeport Indonesia Clementino Lamury telah menjelaskan bahwasanya penawaran yang diajukan oleh Freeport berdasarkan perhitungan dengan memasukkan asumsi perpanjangan operasi yang akan didapat Freeport setelah 2021.

Selain itu, dia juga telah menghitung investasi yang telah dikeluarkan Freeport sebesar USD4,3 miliar untuk tambang bawah tanah (underground mining), serta rencana investasi yang akan dikeluarkan dari saat ini hingga berakhir kontrak pada 2021.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Arbie Marwan