Taiwan vs China (Istimewa)

Taipei, Aktual.com – Pengetahuan tentang risiko yang ditimbulkan oleh China rencananya akan diajarkan kepada generasi muda di Taiwan. Menurut sebuah lembaga pemerintah Taiwan yang bertanggung jawab terhadap kebijakan dengan China, nihilnya kebebasan dan demokrasi di China harus menjadi suatu pengetahuan yang dimiliki pemuda di negara Pulau Formosa itu.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan untuk membahas sesi parlementer yang baru-baru ini diakhiri di China, Dewan Urusan Daratan Taiwan mengatakan pemerintah harus melakukan upaya untuk melawan China yang mencoba untuk menarik bakat personal, seperti siswa dan guru.

“Beberapa anggota dewan mengatakan bahwa pemuda di Taiwan memiliki perasaan besar pada demokrasi dan kebebasan, berbeda dengan lingkungan di masyarakat China daratan yang tidak memiliki perasaan tersebut,” kata lembaga tersebut, pada Jum’at (23/3) kemarin.

Pemerintah Taiwan saat ini bergerak ke dalam kekuasaan dengan bantuan Gerakan Bunga Matahari yang didorong oleh pemuda yang memprotes pakta perdagangan dengan China, sesuatu yang pemerintah Taiwan katakan menarik perhatian China dan mengapa China sekarang berfokus pada pemuda Taiwan.

“Pemerintah dapat memperkuat dan memamerkan keunggulan Taiwan, dan membantu kaum muda memahami risiko yang mungkin terjadi.”

Di tengah memburuknya hubungan politik antara Beijing dan Taipei, China telah meningkatkan upayanya untuk memenangkan demografi kunci Taiwan atau generasi muda misalnya menawarkan insentif untuk mendirikan bisnis di China.

China mengklaim Taiwan sebagai wilayah kedaulatannya dan menganggap orang-orang dari pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu sebagai warga negara China.

Taiwan adalah salah satu isu yang paling sensitif di China, dan permusuhan keduanya telah meningkat sejak Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokrat yang pro-kemerdekaan memenangkan kursi kepresidenan pada tahun 2016.

China khawatir dia ingin mendorong kemerdekaan formal, meskipun Tsai mengatakan dia ingin mempertahankan status quo dan perdamaian.

Presiden China Xi Jinping pada hari Selasa (20/3) lalu memperingatkan Taiwan akan menghadapi “hukuman sejarah” untuk setiap upaya separatisme yang dilakukan, sebuah peringatan terkuatnya ke pulau itu.

China juga marah dengan undang-undang baru Amerika Serikat yang mendorong kontak dan pertukaran antara pejabat AS dan Taiwan meskipun mereka tidak memiliki ikatan formal.

Komitmen AS untuk Taiwan tidak pernah lebih kuat dan pulau ini menjadi inspirasi bagi kawasan Indo-Pasifik lainnya, kata seorang diplomat senior AS di Taipei pekan ini.

Dewan Urusan Daratan mengatakan telah mencatat bahwa para pejabat China telah menggunakan istilah yang “parah” akhir-akhir ini untuk merujuk hubungan di selat Taiwan.

“Perkembangan hubungan masa depan di Selat Taiwan masih penuh tantangan, dan tidak mudah untuk menuju arah yang positif,” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Teuku Wildan