Gelombang Tinggi
Ilustrasi gelombang tinggi. DOK/IST

Jakarta, Aktual.com – Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat pesisir untuk waspada gelombang tinggi hingga empat meter di beberapa perairan Indonesia pada 16-17 Februari 2023.

“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (15/2).

Ia mengatakan, pola angin di wilayah Indonesia menjadi salah satu yang menyebabkan terjadinya gelombang tinggi.

Ia mengemukakan, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari barat laut-timur laut dengan kecepatan angin berkisar 5-30 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.

“Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Jawa, perairan Kep. Sangihe-Kep. Talaud, Laut Banda, perairan Kep. Kai-Kep. Aru, dan Laut Arafuru,” paparnya.

Kondisi itu, lanjut dia, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di Selat Malaka bagian utara, perairan barat Aceh-Kep. Nias, Samudra Hindia Barat Aceh-Kep. Nias, perairan Kep. Anambas, perairan selatan Kep. Natuna, Laut Natuna, perairan timur Kep. Bintan-Kep. Lingga, Selat Karimata, perairan utara P. Belitung.

Kondisi serupa juga berpotensi terjadi di Laut Jawa bagian barat, perairan utara Jawa, perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian selatan, Laut Sumbawa-Laut Flores, perairan Kep. Sabalana-Kep. Selayar, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, perairan selatan P. Sumba, perairan P. Sawu-Kupang-P. Rotte, Laut Sawu, perairan selatan Baubau-Wakatobi, Laut Sulawesi bagian tengah dan timur

Selain itu, perairan Kep. Sitaro, perairan Bitung, Laut Maluku bagian selatan, Laut Seram, perairan P. Buru-P. Ambon-P. Seram, Laut Banda bagian selatan, perairan Kep. Sermata-Kep. Tanimbar, perairan Kep. Kai-Kep. Aru, perairan Sorong-Amamapare-Yos Sudarso, Laut Arafuru bagian barat dan tengah, perairan utara Papua Barat-Papua, Samudra Pasifik Utara Papua Barat-Papua.

Untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Kep. Mentawai-Lampung, Samudra Hindia Barat Kep. Mentawai-Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, perairan selatan P. Sumba, Samudra Hindia Selatan Banten-NTT, Laut Natuna Utara, perairan utara Kep. Natuna.

Kemudian, Laut Jawa bagian tengah dan timur, perairan Kep. Sangihe-Kep. Talaud, Laut Maluku bagian utara, Laut Banda bagian utara, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, Samudra Pasifik Utara Halmahera, Laut Arafuru bagian timur.

Untuk itu, ia meminta agar memerhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran seperti perahu melayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m)

Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 m).

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Warto'i