Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ditemui usai menghadiri Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI di Jakarta, Selasa (27/8/2024). (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)

Jakarta, Aktua.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa Indonesia pernah mengekspor minyak hingga 1 juta barel per hari pada tahun 1996 dan 1997. Dalam Penganugerahan Penghargaan Keselamatan Migas Tahun 2024 di Jakarta, Senin malam(7/10).

“Tahun 1996, 1997, kita ekspor (minyak) 1.000.000 (barel per hari),” ujar Bahlil.

Dia menjelaskan bahwa pada tahun tersebut, produksi minyak Indonesia mencapai sekitar 1.000.600 barel per hari, sementara konsumsi domestik hanya sekitar 600 ribu hingga 700 ribu barel, memungkinkan Indonesia untuk mengekspor minyak dan memperoleh pendapatan negara yang signifikan dari sektor ini.

“Konsumsi kita sekarang 1.000.000 (barel per hari). Jadi terbalik, tahun 96, 97, kita ekspor 1.000.000 (barel per hari), sekarang kita impor 1.000.000 barel per hari,” ucap Bahlil.

Bahlil menekankan pentingnya upaya kolektif untuk mengatasi ketergantungan pada impor dan meningkatkan produksi dalam negeri. Dia mengapresiasi kontribusi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) yang berusaha meningkatkan lifting minyak.

Ke depan, program pemerintah di bawah Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka akan fokus pada kedaulatan energi dan pangan.

“Ke depan Pak Prabowo dan Mas Gibran itu punya program, di antaranya kedaulatan energi,” tutur Bahlil.

Bahlil, yang baru menjabat sebagai Menteri ESDM, tetap optimistis akan reformasi dalam sektor energi, dengan merampingkan perizinan yang sebelumnya mencapai lebih dari 320 peraturan menjadi sekitar 200.

Dia juga menjelaskan bahwa skema gross split yang awalnya memiliki 29 kriteria kini telah dirampingkan menjadi lima item utama untuk memudahkan kontraktor dalam proses lifting.

“Maka kemudian kita ramping dari 29 item menjadi lima item,” kata Bahlil.

Artikel ini ditulis oleh:

Firgi Erliansyah