FOTO ARSIP. Terdakwa kasus kepemilikan amunisi Muhammad Bahrun Naim menjalani sidang di Pengadilan Negeri Solo, Jawa Tengah, Senin 9 Juni 2011. Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian menyatakan Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Bahrun Naim diduga berada di balik serangan teror di dua lokasi di kawasan Thamrin. ANTARA FOTO/DOK SOLOPOS/Dwi Prasetya/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Muhammad Nur Solikin alias Abu Ghurob, telah menerima transferan dana untuk aksi bom bunuh diri di Istana Negara, dari pimimpin Jamaah Ashrut Daulah (JAD) Bahrun Naim.

Demikian disampaikan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (15/12).

Ia mengatakan, kelompok Bahrun Naim di Indonesia merupakan jaringan yang berafiliasi langsung dengan kelompok teroris ISIS.

“Ada dua kali transferan, pertama sebesar Rp3 juta dan kedua Rp2 juta dari Bahrun Naim,” kata Boy Rafli

Kata dia, Nur Solikin yang melakukan perekrutan terhadap Diyan Yulia Novi, calon “pengantin” bom panci yang ditemukan di sebuah kamar kontrakan nomor 104 Jalan Bintara Jaya 8, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi Jawa Barat.

Menurut Boy Rafli, rencananya bom tersebut akan diledakkan pada tanggal 11 Desember 2016 ketika pelaksanaan serah terima jaga Paspampres.

“Tidak hanya Diyan, ada tiga tersangka lain yang turut direkrut Solikin yakni Khafid Fathoni, Suyanto, dan Agus Supriyadi,” terang dia.

Kemudian, sambung Boy Rafli, bom itu akan dibawa bersama tersangka Supriyadi dari Karanganyar ke Jakarta untuk diberikan kepada “pengantin” bom bunuh diri Diyan Yulia Novi, lalu mengantarkan ke Masjid Istiqlal dan menyaksikan pelaksanaan aksi bom bunuh diri di Istana Negara tersebut.

“Mereka berencana menyaksikan Diyan dari Istiqlal ketika pelaksanaan serah terima jaga Paspampres meledakkan bom tersebut di Istana sesuai perintah Bahrun Naim,” tandasnya.

Laporan: Fadlan Syiam Butho

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby