Arief Yahya menyebut Era Creative Industri, atau Creative Economy, atau bahasa gaulnya ekonomi kreatif. Pariwisata berada di sana, masuk dalam kategori industri kreatif. (Kemenpar)
Arief Yahya menyebut Era Creative Industri, atau Creative Economy, atau bahasa gaulnya ekonomi kreatif. Pariwisata berada di sana, masuk dalam kategori industri kreatif. (Kemenpar)

Jakarta, Aktual.com – Kejutan datang lagi di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), beberapa hari lalu,. Gedung berkapasitas 1000 tempat duduk itu dipenuhi sesak oleh para masyarakat Bitung dan Manado yang ada di Jakarta dalam launching Festival Pesona Selat Lembeh 2016.

”Saya terkejut, ini launching paling penuh paling heboh, dan paling antusias. Terima kasih untuk kehadiran semua,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya yang langsung disambut tepuk tangan meriah seisi gedung tersebut.

Kemeriahan itu mengalahkan launching Festival serupa yang mengangkat Bunaken-Manado, Sangihe, Nias, Belitung, Semarang, Solo, Lombok, Bintan, Sumbar, Banyuwangi dan lainnya. Menpar Arief Yahya bersama Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey dan Walikota Bitung Maximiliaan Jonas Lomban, meluncurkan perhelatan yang akan dilaksanakan pada tanggal 6-10 Oktober 2016, mendatang. Walikota Bitung Maximiliaan Jonas Lomban dalam sambutan resminya mengatakan, even ini sebagai upaya mempromosikan Kota Bitung sebagai international hub sea port  dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang memiliki potensi strategis sebagai kawasan industri dan perdagangan, kota pelabuhan internasional, kota perikanan, kota pariwisata dunia dan kota konservasi alam.

“Sekaligus mendukung  program Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia dalam mewujudkan target tahun ini 12 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan 260 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air. Kami memiliki semua. Selat Lembeh ada 95 titik selam, eco wisata mangrove, taman Nasional Tangkoko tempat pembuatan cap tikus yang sangat khas, ada 233 spesies burung, disini juga hidup Tarsius. Jadi kami semua punya,” ujar Maximiliaan ditulis Kamis (15/9).

Selain itu, imbuh Maximiliaan,  Lembeh juga memiliki pesona destinasi bersejerah seperti  monumen Trikora, Kapal Karam, dan saat festival nanti akan ada parade kapal layar. ”Lembeh itu ibarat Putri cantik  yang sedang tidur. Saatnya kita bangunkan dengan festival ini,” ujarnya.

Maximiliaan juga mengatakan bahwa Lembeh itu ada 5 pilar pariwisata. Yang pertema adalah Pesona Bahari, yang kedua adalah pesona fauna, pesona Industri, Pesona Budaya dan Pesona Sejarah. ”Kami juga sangat berterimakasih kepada Lion Air yang membuka penerbangan sehingga dalam sebulan  20 ribu lebih wisatawan datang ke wilayah kami,” ujarnya.

Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey menambahkan, Pesona Selat lembeh ini bisa membawa Bitung mendunia. Peran Sulut dalam membangun Indonesia adalah menyumbang perekonomian salah satunya pariwisata. Mudah-mudahan 1 juta dari Sulut bisa tercapai di 2016.

”Setelah dibuka penerbangan langsung maka akan menjadi hubungan pertama di Timur seperti Luwuk, Morotai, raja Ampat, Wakatobi karena jarak tempuh dari China, Hong Kong, Jepang, Korea sangat dekat hal ini juga berlaku di pelabuhan Bitung,” ujar Olly.

Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam sambutannya mengatakan, satu-satunya Provinsi yang dipuji Presiden Joko Widodo saat kunjungan ke Tiongkok adalah Sulawesi Utara. Presiden menyebut Manado naik 1000 persen wisatawan asal Negeri Tirai Bambu itu. ”Karena memang banyak wisatawan yang masuk. Ini angkanyaTahun 2015 tidak sampai 20 ribu Wisman. 2016 target 30 ribu sebulan, maka setahun akan mencapai 100 ribu. Bila 1 orang 1200 US Dollar berarti kalau 100 orang 120 ribu US Dollar. Pasti mendongkrak perekonomian kita,” kata Menpar.

Menpar menambahkan, target berikutnya 30 ribu Wisman sampai 100 ribu Wisman dan dari 100 ribu menjadi 1 juta Wisman di 2019. ”Sulut harus tembus 1 juta,”ujar Menpar langsung disambut gemuruh tepuk tangan. ”Syaratnya atraksi harus kelas dunia. Nasional branding untuk bahari Bunaken dan Lembeh juga harus muncul.” ujarnya.

Lembeh juga masuk 10 destinasi prioritas selam selain Bali, Lombok, Labuan Bajo, Togalena, Alor, Raja Ampat dan Derawan. Menpar juga mengaku sedang terus ”menjaring di kolam ikan”. Bekerjasama dengan maskapai Kemenpar sedang mengincar pasar Wisman di Davao dan Cebu, Filipina. ”Penerbangan hanya satu jam lebih sedikit, dan banyak sekali ikan di Cebu. Maka dari itu sangat terima kasih kepada Lion Air yang amat sangat membantu kita,” ujar pria yang biasa disapa AY itu.

Menpar juga menyambut baik diluncurkan Festival Pesona Selat Lembeh 2016 dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sulut, khususnya Kota Bitung yang tahun lalu dikunjungi sebanyak 1,8 juta wisnus dan 30 ribu wisman, 13.019 wisman dan 20.133 wisnus di antaranya mengunjungi Kota Bitung. “Posisi Kota Bitung sangat strategis karena secara internasional berada di bibir Pacific (Pacific Rim). Dengan  ditetapkan sebagai international hub sea port dan KEK pengembangkan potensi kota ini sebagai kota industri, kota pariwisata dunia,  dan   kota  konservasi alam akan lebih cepat,” katanya.

Menpar menjelaskan, hampir semua kabupaten dan kota di Sulut memiliki potensi yang besar di bidang berupa budaya (culture) dan daya tarik alam (nature)  terutama wisata bahari di antaranya Bunaken yang  menjadi ikon marine tourism Manado dan segera menyusul Selat Lembeh Bitung yang mulai populer sebagai surga macro photography bagi para divers karena di selat tersebut banyak dijumpai biota langka berukuran kecil atau endemik dan tidak ditemukan di tempat lain seperti pigmy seahorse, hairy frogfish,  dan mimic octopus. “Dengan promosi yang gencar antara lain melalui festival ini, Selat Lembeh lebih dikenal wisatawan dan menjadi ikon baru marine tourism Sulut,” ujarnya.

Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan, aksesibilitas ke Bitung sangat mudah hanya 50 kilomter atau  sekitar 1 jam dengan berkendaraan  dari Bandara Sam Ratulangi atau  Kota Manado. “Saat ini mulai banyak charter flight yang mendarat di Menado (seasonal) dari China, Macau dan Hongkong yang  dilayani oleh airlines Lion Air, Citilink dan Sriwijaya Air. Posisi Juli 2016 mencapai  7.460 pax. Kita mengharapkan Kemenhub dan Kemenpar mendorong agar charter flight ini ke depannya menjadi regular flight,” kata  Gubernur Olly.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka