Denpasar, Aktual.com — Pemerintah Provinsi Bali akan menggelar kegiatan bertajuk “Bali Mandara Nawanatya” selama setahun penuh pada 2016 mendatang, untuk mewadahi para seniman muda di Pulau Dewata dalam menampilkan karya seni inovatif dan kreatif.
“Kegiatan Bali Mandara Nawanatya (BMN) akan berlangsung selama setahun, pada tiap akhir pekan (hari Jumat, Sabtu dan Minggu). Hal ini merupakan salah satu upaya Pemprov Bali dalam memberikan ruang bagi para seniman muda untuk menampilkan seni kekinian, tanpa lepas dari akar budaya Bali,” demikian kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dewa Putu Beratha, di Denpasar, Kamis (10/12).
Melalui kegiatan BMN tersebut, lanjut dia, sekaligus menjadi upaya Pemprov Bali dalam melakukan rekayasa budaya dan menampung “kegelisahan” para seniman muda yang selama ini merasa belum diberikan ruang.
“Bagaimanapun tidak bisa dipungkiri bahwa kita tidak bisa lepas dari perubahan. Lewat ajang ini, harapan kami kesenian Bali itu tetap bisa berkelanjutan dalam perubahan, namun tidak lepas dari akar-akarnya,” ucapnya di sela-sela menggelar rapat pembahasan tersebut dengan para seniman.
Untuk setahun pelaksanaan BMN tersebut, Pemprov Bali mengalokasikan anggaran mencapai Rp1,5 miliar dan rencananya kegiatan akan dibuka mulai 27 Februari 2016. Seluruh kegiatan akan dilaksanakan di Taman Budaya (Art Center) Denpasar serta ada pula pameran industri kerajinan dan kuliner.
Sedangkan, kesenian yang akan ditampilkan di antaranya parade teater modern, parade musikalisasi puisi, pagelaran joged bumbung, parade cak kontemporer, peragaan busana, pameran seni rupa, pagelaran seni dari Perguruan Tinggi di Bali, bondres modern, konser musik, dan sebagainya.
“Jika ditotal, dalam setahun pelaksanaannya di 2016, akan tampil sekitar 102 sekaa atau sanggar kesenian. Di samping juga tetap ada kesenian tradisional seperti gambuh, wayang wong, wayang kulit dan sebagainya,” kata Dewa Beratha.
Sementara itu, Guru Besar Institut Seni Indonesia Denpasar Prof Dr I Wayan Dibia mengingatkan kepada panitia agar pada pagelaran BMN itu, kesenian yang ditampilkan dapat lebih difokuskan sehingga masyarakat dapat melihat jelas perbedaannya dibandingkan ajang Pesta Kesenian Bali dan Bali Mandara Mahalango.
“Intinya supaya ada sajian seni yang punya kekhasan dan memang ditampilkan oleh seniman muda kita,”ucapnya.
Sedangkan, seniman Prof Dr I Made Bandem berpandangan selama ini memang pemerintah belum memberikan cukup wadah bagi seniman muda untuk menampilkan kreativitasnya.
“Kami menyambut positif rencana tersebut karena menjadi salah satu strategi dalam rekayasa budaya. Budaya itu perlu direkayasa untuk kelanjutannya,” ucap ia.
Bandem mengusulkan agar yang ditampilkan sifatnya lebih pada seni-seni masa kini dan juga kontemporer, sehingga dapat memberikan kesempatan pada generasi muda kita yang kreatif dan cerdas untuk menampilkan karya terbaiknya.
Artikel ini ditulis oleh: