Banjarmasin, Aktual.com – Enam balita bersama orang tuanya warga Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (22/10), diungsikan ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan, karena terserang gangguan pernapasan akibat kondisi udara di kota tersebut yang selalu diselimuti kabut asap.
Salah seorang ibu balita, Linda mengaku lega begitu masuk Kota Banjarmasin dengan udara yang relatif masih cerah.
“Saya langsung merasa lega bernapas begitu masuk Kota Banjarmasin, setelah beberapa pekan terkungkung kabut asap di Kota Palangkaraya,” katanya.
Menurut Linda, dia bersama keluarga memutuskan untuk mengungsi ke Banjarmasin yang difasilitasi Walhi dan Gerakan Anti Asap (GAS) Palangkaraya, karena tidak tega melihat kondisi anaknya yang kesulitan bernapas.
Sejak bencana kabut asap terjadi di Kota Palangkaraya, anaknya sudah beberapa kali masuk rumah sakit, namun kondisinya tidak kunjung membaik, karena penyakit anaknya dipicu oleh kondisi udara yang tidak baik.
Dalam satu minggu terakhir, kata dia, udara di Palangkaraya semakin memburuk, jarak pandang tinggal dua meter, bahkan udara di luar sudah warna “orange”.
“Saya tidak tega melihat anak saya kesulitan bernapas, makanya kami putuskan untuk mengungsi,” katanya.
Menurut dia, pekatnya kabut asap yang terjadi di sekitar tempat tinggalnya, juga membuat warga sekitar juga jarang ke luar rumah, sehingga antara tetangga satu dengan yang lainnya nyaris tidak pernah berhubungan lagi.
Kabut asap yang cukup pekat juga membut cuaca pagi hari sama dengan cuaca pada malam hari, sehingga warga benar-benar tidak ada yang ke luar rumah untuk menghindari penyakit ISPA.
“Saat ini Palangkaraya benar-benar seperti kota mati, sangat sepi, tidak ada warga yang terlihat di luar rumah, apalagi dalam satu minggu terakhir,” katanya.
Selain Linda, beberapa orangtua yang juga membawa bayinya ke Banjarmasin adalah Lina, Tika, Stephen dan Tini.
Selururuh pengungsi kini ditampung di salah satu rumah di kawasan Banjar Indah Jalan Agatis Banjarmasin Timur.
Aktivis GAS, Kartika, mengungkapkan selain enam balita tersebut, sebagian masyarakat Palangkaraya juga sudah banyak yang mengungsi ke beberapa daerah secara pribadi atau mandiri.
“Selain rombongan hari ini, banyak warga Palangkaraya yang mengungsi ke Banjarmasin secara mandiri atau pribadi, karena tidak tahan dengan kabut asap yang ada di sekitar tempat tinggalnya,” katanya.
Diperkirakan gelombang pengungsian masih akan terus berlanjut dalam beberapa hari ke depan, hinggakondisi udara di Palangkaraya kembali normal.
Artikel ini ditulis oleh: