Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo memberikan sambutan saat peluncuran buku Komunikasi Politik Jokowi di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (9/3). Buku tersebut mengupas bahasa komunikasi politik Presiden Jokowi yang lebih banyak menggunakan langkah nyata untuk melawan serangan politik dari pihak lain. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet menyatakan mundur dari pencalonan Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024.

“Dengan semangat rekonsiliasi yang telah kita sepakati bersama, maka demi menjaga soliditas dan menjaga keutuhan Partai Golkar, maka saya sore hari ini menyatakan tidak meneruskan pencalonan saya sebagai kandidat Ketum Partai Golkar 2019-2024,” katanya dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Selasa (3/12).

Dalam jumpa pers itu, turut hadir Ketua Umum Partai Golkar yang juga Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, politisi Abu Rizal Bakrie dan Menko Kemaritiman dan Investasi yang juga tokoh Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan.

Bamsoet menjelaskan beberapa pertimbangan atas keputusan yang diambilnya itu. Pertama, yakni mengenai perkembangan Partai Golkar menjelang Munas sore ini yang semakin panas.

Pertimbangan kedua, yakni situasi politik yang dinilai perlu dijaga guna menjaga harapan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi agar tidak terdampak ancaman ekonomi global.

“Kemudian, nasihat, pandangan, saran dan pendapat dari para tokoh senior kami, Pak Luhut, Ketua Dewan Pembina Pak Abu Rizal Bakrie, Wakil Ketua Dewan Pembina Akbar Tanjung, saya tadi pagi sudah komunikasi dan menyampaikan pandangan. Termasuk juga Ketua Dewan Pakar Pak Agung Laksono,” tuturnya.

Pertimbangan terakhir, lanjut Bamsoet, yakni semangat rekonsiliasi yang telah disepakati bersama antara kedua kubu.

“Biar ke depan tidak ada lagi nanti kubu pro-Bamsoet dan pro-AH (Airlangga Hartarto). Yang ada adalah pro-Golkar dan pro-Indonesia,” imbuhnya.

Atas keputusan tersebut, Bamsoet mengimbau pendukungnya untuk kembali merajut hubungan dengan para kader Partai Golkar lainnya.

“Karena tidak ada kata lain kecuali Partai Golkar,” tukasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan