Jakarta, aktual.com – Bandara internasional utama Haiti ditutup karena serangan para gangster bersenjata, membuat Perdana Menteri Ariel Henry terjebak di luar negeri.

Henry yang sedang kunjungan ke luar negeri tidak bisa kembali ke Haiti karena penutupan wilayah udara oleh Republik Dominika.

Sebelumnya, para gangster membebaskan hampir 4.000 narapidana setelah menyerang penjara utama, menciptakan kekacauan di negara yang masih pulih dari pembunuhan Presiden Jovenel Moïse pada tahun 2021.

Hingga Rabu tengah hari, PM Henry tetap berada di Puerto Riko, tempat dia mendarat sehari sebelumnya setelah dia dilarang mendarat di negara tetangga; Republik Dominika, karena para pejabat di sana menutup wilayah udara untuk penerbangan ke dan dari Haiti.

Terkunci di luar negeri untuk saat ini, Henry tampaknya menghadapi kebuntuan ketika semakin banyak pejabat yang menyerukan pengunduran dirinya.

PM Henry adalah seorang ahli bedah saraf berusia 74 tahun yang dilatih dan bekerja di Prancis selatan. Dia terlibat dalam politik Haiti pada awal tahun 2000-an, ketika dia menjadi pemimpin gerakan yang menentang Presiden Jean-Bertrand Aristide.

Setelah Aristide digulingkan, Henry menjadi anggota dewan yang didukung Amerika Serikat yang membantu memilih pemerintahan transisi.

Pada bulan Juni 2006, dia diangkat menjadi direktur jenderal Kementerian Kesehatan Haiti dan kemudian menjadi kepala staf, membantu mengelola respons pemerintah terhadap gempa bumi dahsyat pada tahun 2010.

Pada tahun 2015, dia diangkat menjadi menteri dalam negeri dan komunitas teritorial dan bertanggung jawab mengawasi keamanan dan kebijakan dalam negeri Haiti.

Artikel ini ditulis oleh:

Jalil