Jakarta, Aktual.co —  Situs purbakala Majapahit di Trowulan menjadi pusat perhatian peneliti arkeologi nasional dan mancanegara. Sejarah mencatat, Gajahmada pernah mengucapkan Sumpah Palapa pada upacara pengangkatannya sebagai Patih Amangkubhumi Majapahit di tahun 1258 Saka.

“Saya melihat bahwa Majapahit adalah sebuah inspirasi. Inspirasi bagi bangsa indonesia, dalam menjaga kebinekaan dan persatuan,” kata Ketua Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD), Hashim Djojohadikusumo dalam kesempatan membuka Seminar Internasional bertema ‘Inspirasi Majapahit’, di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (22/11).

Pada 700 tahun yang lalu, Majapahit merupakan kota yang besar di dunia. Penduduk yang berasal dari berbagai suku ras dan agama bisa hidup berselaras.

“Ini sangat penting bagi bangsa indonesia. Ini merupakan contoh bagi bangsa Indonesia demi kejayaan bangsa indonesia di masa yang akan datang dan bukan untuk masa lalu,” tegasnya.

YAD memiliki komitmen untuk melestarikan berbagai peninggalan budaya dan sejarah, salah satunya situs kerajaan Majapahit. Karena itu YAD mendirikan Mandala Majapahit dengan melibatkan masyarakat Trowulan. Mandala Majapahit adalah sebuah wadah masyarakat dalam menghimpun berbagai data, informasi dan temuan terkait tinggalan Majapahit, dan sekarang telah berkembang menjadi forum beragam aktivitas sosial, budaya dan ekonomi warga Trowulan.

“Karena itu, kita mendukung Festival Trowulan Majapahit  dari tahun ke tahun, sebagai sebuah dedikasi bagi Indonesia. Apalagi Festival Trowulan Majapahit merupakan kegiatan pertama yang dilakukan oleh masyarakat Trowulan yang tergabung dalam Mandala Majapahit,” imbuh Hashim.

Seminar Internasional menjadi puncak kegiatan Festival Trowulan Majapahit (FTM) -2014 yang diselenggarakan pada setiap akhir pekan di sepanjang  bulan November.

“FTM baru pertama kali diadakan dan diharapkan menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya. Diadakan setiap bulan November untuk memperingati hari jadi Majapahit dimana Raden Wijaya menduduki tahta kerajaan pada bulan purnama di November 1293,” jelas Catrini Kubontubuh, Direktur eksekutif YAD.

Satu hal yang menarik adalah, seminar Internasional tersebut juga diadakan untuk memberikan masukan pengkayaan bagi program Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia (PATI) yang akan memulai kegiatan penelitian lapangan di tahun 2015. Masukan dibuka tidak hanya dari bidang arkeologi tapi diperluas ke arsitektur, sejarah, sampai ke bidang ekonomi kreatif.

“Kalau PATI 1 dan 2 dilakukan dengan cara memberi kesempatan bagi para dosen dan Mahasiswa jurusan Arkeologi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana dan Univesitas Hasanuddin dalam membangun pengalaman ekskavasi, maka kali ini PATI memberi kesempatan para peserta membangun jaringan internasional, saling bertukar informasi mengenai Majaphit. Untuk itu, selain para ahli dari Indonesia, kami juga mengundang para pembicara tingkat internasional hadir dan menyampaikan pikirannya dalam seminar ini”, tutur Catrini.

Para pembicara Seminar diantaranya  Prof. Dr. John. N. Miksic (National University of Singapore), Ivan Chen (Studio Anantarupa) , Ir. Catrini P K, M.Arch (ITB), Prof. Dr. Edi Sedyawati (Guru Besar UI), Rochtri Agung Bawono, M.Hum (Universitas Udayana), Dr. Supratikno Rahardjo (UI), Widjaja Martokusumo (ITB), Sektiadi M.Hum (UGM) dan Nanang Moeni (Wakil Warga Trowulan).

Festival ini didukung oleh berbagai pihak antara lain Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD),Tim Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia (PATI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI), Save Trowulan, Sanggar Tari Bhagaskara, Sanggar Gulo Klopo, Bumi Purnati Indonesia, Padepokan Lemah Putih, World Monuments Fund dan komunitas mitra lainnya yang tergabung dalam Sahabat Trowulan.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka