Medan, Aktual.co — Sekolah SMP Negeri Satu Atap di Desa Hutaraja, Tukka, Tapanuli Tengah, mengeluarkan kebijakan pemotongan Dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) untuk membangun fasilitas perpustakaan sekolah.
Berdasarkan keterangan yang diterima dari orang tua murid Faozanolo Halawa, pemotongan itu hingga ratusan ribu rupiah.
“Memang sudah ada yang membayar pak, intinya setiap yang mendapat BSM harus membayar Rp250 ribu, ada juga yang bayar Rp125 ribu karena hanya dapat jatah BSM Rp375 ribu,” ungkap Faozanolo, di Tapanuli Tengah, Sabtu (6/11).
DBantuan BSM untuk anaknya itu sudah diterima melalui tranfer Bank dan sudah habis dipakai untuk keperluan sekolah anaknya. Faozanolo mengaku bingung akan mencari kemana uang yang diminta pihak sekolah itu.
“Tapi kan itu untuk keperluan sekolah anak, dan sudah habis dipakai, mau apalagi yang mau dikasih, sementara hidup kami pas-pasan hanya mengandalkan hasil sadapan karet,” keluh Faozanolo.
Faozanolo mengakui keputusan itu adalah hasil rapat Komite Sekolah November lalu. Namun menurutnya, keputusan itu merupakan keputusan sepihak yang sarat dengan kepentingan karena di dorong adanya pencairan uang BSM (Bantuan Bagi Siswa Miskin).
Keputusan itu sebenarnya ditentang oleh para orang tua siswa, namun karena merasa takut semua akhirnya pasrah menerima keputusan itu.
“Hampir semua sebenarnya tidak setuju, tapi mereka takut bicara. Kalaupun anak saya nanti di pecat gak mengapalah, apalagi senin nanti akan ujian dan katanya siapa yang gak bayar tidak bisa ikut ujian, biarlah dia bersabar dulu untuk tidak sekolah,” ujarnya.
Piyarlianus Halawa, anak dari Faozanolo menuturkan bahwa dirinya bahkan pernah dipaksa pulang oleh bendahara sekolah sebab belum membayar uang tersebut, dan akhirnya tidak mengikuti proses belajar mengajar. “Biarlah pak, apa mau dibilang, memang kemarin ibu saya ada pergi menjumpai bendahara sekolah, gak tau apa ibu ada janji sama mereka untuk membayar,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh: