Sesuai dengan data Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik (Susesnas BPS) tahun 2015, sebanyak 99,7% penduduk Indonesia usia 15 sampai 24 tahun telah melek aksara, dan 98,5% penduduk usia 25 sampai 44 tahun telah terbebas dari buta aksara.

Sebanyak lebih dari 17 juta anak dari keluarga miskin dan rentan miskin telah mendapatkan bantuan pendidikan agar dapat terus belajar melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal. Sebanyak 10.906.947 siswa SD mendapatkan bantuan PIP, sementara untuk SMP sebanyak 4.790.773 siswa, SMA sebanyak 1.655.080 siswa, dan SMK sebanyak 1.842.537 siswa.

Menurut catatan Sistem Informasi Indonesia Pintar Kemendikbud, penyaluran Kartu Indonesia Pintar mencapai 94,164 persen, sedangkan pemanfaatan dana PIP mencapai 50,16 persen.

Masih rumitnya mekanisme pencarian dan ketidak sesuaian data menjadi kendala sehingga tahun depan distribusi KIP akan menggunakan mekanisme baru dengan menggunakan Data Pokok Pendidikan.

Kemendikbud telah melakukan uji coba penggunaan Kartu Indonesia Pintar Plus atau KIP elektronik di Yogyakarta. Ke depan akan segera dilakukan uji coba penggunaan KIP Plus di 40 kota lain.

KIP Plus dapat digunakan sebagai alat transaksi, serta menjadi alat bantu untuk meningkatkan literasi keuangan dan perbaikan penyaluran bantuan pendidikan agar memenuhi prinsip akuntabilitas.

Ke depan, penyaluran KIP akan diselaraskan dengan Kartu Keluarga Sejahtera dan Program Keluarga Harapan. Tak hanya PIP, Bantuan Operasional Sekolah juga telah membantu lebih dari 43 juta siswa di seluruh Indonesia.

Kemendikbud juga telah memberikan bantuan kepada lebih dari 30 ribu siswa berbakat dan berprestasi. Penguatan Karakter Siswa Sebagai Bagian Dari Gerakan Nasional Revolusi Mental. Penguatan Pendidikan Karakter merupakan program revolusi mental untuk memastikan agar anak didik memperoleh muatan penguatan karakter dengan proporsi yang semestinya.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu