Jakarta, Aktual.com — Presiden Negarawan Centre, Johan O Silalahi mengungkapkan, keputusan pemerintahan Jokowi-JK dengan menggenjot pembangunan infrastruktur dengan mengandalkan utang luar negeri sangat membahayakan masa depan Indonesia.

Johan mengungkapkan, utang Indonesia meledak dalam setahun hampir sama jumlahnya dengan total utang Indonesia selama dipimpin oleh seluruh Presiden Indonesia sejak masa Soekarno.

“Dapat dibayangkan, berdasarkan data dari Kementerian Keuangan periode Januari 2016, sekitar 75 persen pendapatan pajak Indonesia habis dipergunakan hanya untuk membayar cicilan pokok hutang dan bunganya,” kata Johan di acara diskusi publik “Alarm Bahaya Untuk Jokowi-JK, Reshuffle Kabinet Sebagai Solusi?” di kawasan Tebet, Jakarta Selatan (10/3).

Johan menuturkan, mestinya Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla tidak perlu mengikuti jalan yang salah dan sesat, seperti yang telah dilakukan negara-negara lain yang ratio hutangnya terhadap GNP negaranya sampai ratusan persen.

Agresifnya pembangunan infrastruktur yang sedang dijalankan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla sangat beresiko membahayakan masa depan Indonesia, karena dibiayai dengan hutang luar negeri jangka pendek dan menengah.

“Padahal pembangunan infrastruktur merupakan investasi jangka panjang. Yang telah terjadi di depan mata adalah mismanajemen pengelolaan hutang negara,” tuturnya.

Akibat semakin memburuknya perekonomian dunia, harga minyak yang terjun bebas, harga komoditas andalan yang hancur lebur, pendapatan pajak yang meleset jauh dari target, serta berbagai kegagalan lainnya, maka diprediksi dalam 2 sampai 3 tahun kedepan, Indonesia akan terjerat dalam jebakan hutang yang maha dahsyat karena percepatan pertumbuhan hutang yang spektakuler.

“Implikasinya adalah kesulitan likuiditas keuangan negara yang pada akhirnya akan menciptakan krisis ekonomi yang sangat berat di Indonesia,” jelasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka