Jakarta, Aktual.com —  Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kota Batam Kepulauan Riau mengestimasi pembangunan jaringan listrik dengan sistem kabel bawah laut di pulau-pulau penyangga membutuhkan dana sekitar Rp33 miliar.

“Sebanyak 20 miliar untuk hinterland dan Rp12 miliar untuk Pulau Galang, saja,” kata Kepala Disperindag ESDM Kota Batam Amsakar Ahmad di Batam, Kamis (25/6).

Ia mengatakan sudah mengajukan anggaran pembangunan jaringan listrik pulau-pulau ke dalam RAPBD Provinsi Kepri dan RAPBN, namun belum mendapatkan kepastian.

Pemkot Batam belum mampu membiayai seluruh belanja infrastruktur listrik untuk pulau kecil, sehingga meminta bantuan dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.

“Kami sudah ajukan ke provinsi yang kemudian menyalurkan ke nasional. Di mana-mana nyangkut sajalah,” kata Kepala Dinas.

Ia mengatakan pemerintah daerah harus ikut memikirkan nasib kelistrikan di pulau, meskipun itu menjadi tanggung jawab PLN Persero. Namun karena BUMN itu masih sibuk dengan kelistrikan di daerah lain, maka Pemkot Batam berinisiatif untuk turun tangan.

“Kami memahami sekarang PLN Persero wilayah Riau dan Kepri sedang berkonsentrasi memulihkan kelistrikan di Tanjungpinang dan Bintan,” kata dia.

Awalnya, Pemkot merencanakan membangun jaringan kabel listrik di udara. Dananya pun sudah disiapkan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pasar, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Namun, kemudian setelah ditelaah, tiang listrik sangat rentan dibangun di pulau-pulau.

Berdasarkan kajian, kandungan garam di pesisir sangat tinggi dan akan merusak kandungan besi dalam tiang listrik.

“Karena itu tidak jadi. Yang paling memungkinkan adalah membangun jaringan bawah laut. Tapi biayanya mahal,” kata dia.

Ia berharap pemerintah pusat dapat membantu biaya infrastruktur kelistrikan untuk pulau-pulau penyangga agar masyarakat dapat menikmati listrik.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka