Indonesia juga perlu mengimpor LPG di mana 65% dari kebutuhan saat ini disuplai dari luar negeri. “Jika Kanada memiliki LPG untuk diekspor ke Indonesia, kami sangat senang berdiskusi. Tentu dengan harga yang kompetitif dan juga bagus. Jika Anda bisa memberi kami diskon besar, diskon 25%, kami akan impor dari Kanada,” tambahnya.
Adapun diantara proyek yang ditawarkan oleh Wirat yaitu pembangunan tangki penyimpanan BBM serta LPG, terutama untuk wilayah timur Indonesia. Dikatakan, Indonesia setidaknya membutuhkan kurang lebih empat lokasi untuk tangki penyimpanan tersebut. Saat ini, infrastruktur gas terutama berlokasi di Pulau Jawa, Kalimantan Timur dan Sumatera.
Selain itu, Wirat juga menawarkan pembangunan kilang minyak mini yang investasinya sekitar USD 100-200 juta. Pemerintah telah membagi 8 klaster yang potensial untuk dibangun kilang minyak mini tersebut, seperti di Sumatera Utara, Selat Panjang Malaka, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Maluku.
Tak hanya itu, Indonesia juga akan membangun lumbung cadangan penyangga minyak yang aturannya diharapkan rampung dalam beberapa bulan ke depan. Saat ini, Indonesia tidak memiliki cadangan penyangga, yang ada hanyalah cadangan operasional badan usaha. Padahal negara-negara lainnya seperti Jepang, memiliki cadangan penyangga hampir 6 bulan dan Vietnam mendekati 50 hari.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan