Menteri BUMN Rini Soemarno (ketiga kanan), didampingi Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto (kedua kanan) dan Direktur Pengolahan Pertamina Rahmat Hardadi (kanan), meninjau proyek 'Skydeck' RFCC RU IV Lomanis, Cilacap, Jateng, Sabtu (14/11). Beroperasinya RFCC (Residual Fluidized Catalityc Cracking), di kilang Cilacap dan kilang TPPI Tuban, berdampak pada pengurangan impor premium hingga 30 persen. ANTARA FOTO/HO/Humas Pertamina/ama/15.

Jakarta, Aktual.com – Partner PT Pertamina dalam pembangunan kilang Tuban yakni Rosneft (BUMN asal Rusia) mulai memainkan akal-kalanya dalam skema pendanaan pembangunan kilang Tuban di Jawa Timur Indonesia

Dalam kesempatan interview dengan TV channel Rossiya 24 pada tanggal 21 Juni, Chairman of the Management Board Rosneft, Igor Sechin menuturkan akan mengundang berbagai pihak terutama perbankan untuk melakukan pembiayaan pembangunan kilang Tuban.

“Kami mulai melakukan pembicaraan untuk menggandeng partner dalam joint venture dengan Pertamina, terutama dari pihak perbankan untuk mendanai pembangunan kilang” kata Igor Sechin dilansir dari Russian Beyond The Headline (rbth.com) Kamis (24/6).

Lebih lanjut Igor Sechi menjelaska bahwa dana dari bank nantinya bertujuan mendanai kebutuhan bahan baku dan peralatan.

Kilang Tuban sendiri adalah kilang baru yang termasuk dalam program RDMP Pertamina dengan kapasitas produksi 300 ribu barel perhari. Sebanyak 20 hingga 25 persen di antaranya akan memproduksi bahan baku petrokimia dan 75 hingga 80 persen akan memproduksi BBM.

Pertamina dan Rosneft sepakat study persiapan joint venture rampung 2016, sehingga pada tahun 2017 bisa selesai engineering, kemudian groundbreaking bisa dilakukan pada 2018 serta 2021 sudah bisa on stream.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka