Untuk membawa kendaraan berat pembuka jalan dan suplai aspal pun harus diangkut dengan helikopter untuk menuju pedalaman yang belum dapat akses.
“Ini yang menyebabkan kadang-kadang sebuah proyek itu harus berhenti dulu, misalnya, karena alat yang sangat sulit dan kadang-kadang keamanan juga masih perlu perhatian. Sehingga yang bekerja di sana betul-betul bertaruh nyawa,” jelas Presiden.
Kendati bertaruh nyawa dan medan sulit yang dihadapi, pemerintah bertekad untuk terus melanjutkan pembangunan infrastruktur di tanah Papua itu.
Nyali yang besar itu hanya bertujuan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan di daerah terpencil yang selama ini berjalan sangat lambat.
Pada 2015-2019, pembangunan jalan baru Trans Papua akan mencapai sepanjang 945 kilometer, dan jalan baru perbatasan yakni 107 kilometer.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara