Jakarta, Aktual.co — Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Jaringan Kerja Rakyat Papua (Jerat) meminta PT Freeport Indonesia mesti terbuka soal alasan kekurangan infrastruktur sehingga memilih Gresik, Jawa Timur untuk membangun smelter.

“Ketika dikatakan infrastruktur belum menunjang, infrastruktur seperti apa yang belum menunjang dan harus dijelaskan terbuka kepada rakyat,” kata Direktur Jaringan Kerja Rakyat Papua (Jerat) J Septer Manufandu di Jayapura, Kamis (12/2).

Manufandu mengatakan, ketika Gubernur Papua Lukas Enembe mengumumkan pembukaan smelter di Papua menandakan Pemerintah Daerah sudah siap.

” Kenapa Freeport harus tolak, bagian tertentu yang harus dilakukan berkaitan dengan hitungan ekonomisnya dan juga melihat infrastruktur yang terpasang, apa-apa saja yang perlu dilengkapi,” katanya.

Menurut Manufandu, kalau pernyataan Freeport terkait alasan infrastruktur maka harus terbuka kepada rakyat.

“Kalau seperti itu sampai kapanpun Smelter tidak akan terjadi di Papua,” ujarnya.

Untuk itulah, kata dia, pembangunan infrastruktur sudah harus dimulai dari sekarang dan direncanakan dari skearang.

“Untuk rencana pembangunan smelter itu di Papua terjadi kalau freeport bilang butuh infrastruktur dan seterusnya belum siap nanti sampai kapanpun tidak siap,” ujarnya.

Ia mengatakan, Freeport sudah harus memulai kesiapan infrastruktur dari sekarang.

“Kalau Freeport punya niat baik maka persiapanya yakni terkait infrastruktur sudah harus disiapkan sejak beroperasi pada 1976,” katanya.

Artinya, lanjut Manufandu, sudah sekian tahun perusahaan tambang emas itu beroperasi di Papua, kenapa tidak dipikirkan jangka panjangnya diantaranya kesiapan infrastruktur yang kemudian membangun smelter.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka