Jakarta, Aktual.com – PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) yang tergabung dalam Kalla Group, melalui anak usahanya PT Bukaka Mandiri Sejahtera berencana akan membangun smelter di Palopo, Sulawesi Selatan di kuartal tiga tahun ini.

Dana pembangunan smelter seluas 50 hektar itu diperoleh dari kas internal perusahaan dan pinjaman Bank Exim, yakni senilai Rp 400 miliar.

“Kita berencana bangun smelter di kuartal ketiga tahun ini,” kata Direktur Utama BUKK Irsal Kamaruddin saat konferensi pers di Gedung BEI, Jakarta, Senin (29/6).

Dalam pembangunan smelter tersebut, lanjut dia, anak usaha Kalla Group itu akan menggandeng perusahaan asal China.

“Kapasitas pure nikel setahun 2.760 ton. Smelter lahannya di Palopo dan didukung PLTA Poso jadi kami punya listrik, walaupun belum punya tambang nikel, kami bisa beli yang sudah punya IUP,” jelas dia.

Lebih lanjut dikatakan dia, smelter ini bisa mulai menghasilkan di tahun 2017 mendatang.

“Pendapatan smelter 1,5 tahun ke depan, 2014 baru bisa berkontribusi ke pendapatan,” ujar dia.

Seperti diwartakan sebelumnya, anak usaha Kalla Group, yakni PT Bukaka Teknik Utama Tbk resmi melakukan pencatatan saham kembali (relisting) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mencatatkan 2,64 miliar lembar saham yang ditempatkan dan disetor penuh.

“Salah satu alasan perseroan melakukan ‘relisting’ yakni untk memperoleh opsi pendanaan guna merealisasikan terget jangka pendek, menengah, dan panjang,” ujar Direktur Utama Bukaka Teknik Utama, Irsal Kamarudin di Jakarta, Senin (29/6).

Aksi korporasi ini, menurut dia, merupakan momentum yang tepat bagi perseroan yang bergerak di dalam bisnis infrastruktur sehingga Bukaka dapat mengambil peluang dengan berperan aktif dalam membantu kebijakan dan program pemerintah dalam pembangunan dan penyediaan infrastruktur nasional.

Ia menambahkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Bukaka telah menunjukan kinerja operasional dan keuangn yang terus membaik. Selain mencatatkan peningkatan pendapatan dan laba usaha dari kegiatan usaha yang ada, Bukaka juga sudah masuk ke dalam usaha pembangkit listrik tenaga mini hydro (PLTMH).

“Ke depan, perseroan akan terus meningkatkan investasi di ketenagalistrikan dan sektor-sektor terkait lainnya mengingat sektor tersebut akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.

Irsal Kamarudin menambahkan bahwa Bukka juga akan mengambil kesempatan untuk berinvestasi di sektor yang juga prospektif lainnya yakitu pembangunan smelter. Investasi dalam sektor-sektor tersebut diharakan dapat menjaga stabilitas bahkan meningkatkan kinerja perusahaan ke depannya.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengharapkan bahwa setelah tercatat kembali sebagai emiten maka Bukaka harus meningkatkan transparansi dan tata kelola perusahaan yang baik.

“Diharapkan Bukaka dapat berkontribusi bagi pasar modal Indonesia ke depannya. Di Hong Kong, produk infrastrukturnya dibuat oleh Bukaka, maka itu yang paling penting bisa tetap legal dan meningkatkan transparansi GCG dan bisa jadi sarana transportasi dunia,” ujarnya.

Bukaka Teknik Utama Tbk memiliki kode perdagangan saham di BEI yakni, BUKK. Tercatat harga saham pencatatan kembali sebesar Rp590 per lembar saham dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp1,56 triliun.

Artikel ini ditulis oleh: