Jakarta, Aktual.com — Republik Tunisia merupakan sebuah negara Arab Muslim di Afrika Utara, tepatnya di pesisir Laut Tengah. Tunisia berbatasan dengan Aljazair di sebelah barat, dan Libya di selatan dan timur.
Di antara negara-negara yang terletak di rangkaian Pegunungan Atlas. Wilayah Tunisia termasuk yang paling timur dan terkecil. 40 persen wilayah Tunisia berupa padang pasir Sahara, sisanya yakni, tanah yang subur.
Walaupun hanya menjadi negara terkecil di kawasan Maghribi, Tunisia tercatat sebagai salah satu wilayah pertemuan berbagai peradaban dunia. Mulai dari Phoenisia, Yunani Kuno, Bizantium, Romawi, hingga Arab Islam.
Banyak situs bersejarah yang masih terawat. Berbagai peninggalan sejarah tersebut saat ini menjadi cagar budaya yang telah masuk daftar situs ‘UNESCO World Heritage’.
Berikut beberapa tempat wisata menarik di Tunisia:
The Roman Amphitheater Of El Jem
Bangunan ini merupakan bukti sejarah luar biasa atas keberadaan Kaisar Romawi terkait monumen yang dibangun untuk setiap acara pertunjukan di Afrika Utara. Bangunan tua ini terletak di sebuah dataran di tengah Tunisia dan dibangun seluruhnya dari blok batu dengan mengadopsi model Coliseum Roma.
Ukurannya untuk sumbu besar 148 meter dan sumbu kecil 122 meter dengan kapasitas lebih dari 35.000 penonton. Fasadnya terdiri atas tiga tingkat arcadedari Corinthian atau gaya komposit. Di dalamnya terdapat monumen yang telah dilestarikan. Sebagian besar infrastruktur pendukungnya dibuat duduk berjenjang.
Dinding dari podium, arena dan bagian bawah tanah praktis sebagian ada yang masih utuh. Sebagian lagi mengalami kerusakan karena waktu. Pembangunan arsitektur ini sekitar 238 Masehi. The Amphitheatre of El Jem juga menjadi saksi kemakmuran kota kecil Thysdrus (sekarang El Jem) pada saat kekaisaran Romawi. Hingga saat ini, tempat ini masih menjadi daya tarik wisatawan untuk berfoto.
Situs Arkeologi Dougga
Situs arkeologi Thugga atau Dougga adalah peninggalan budaya sejarah pada masa Romawi, Helenistik, Punic, dan Numidian. Koleksi prasastinya sekitar 2.000 buah. Dougga diperkirakan dibangun pada abad ke-5 sebelum Masehi. Julius Caesar menjadikan Dougga sebagai kota Romawi. Penduduknya tidak pernah melebihi 5.000 meski terjadi perkembangan ekonomi pedesaan di daerah tersebut.
Dougga diberikan hak politik seiring dengan kembalinya kekuasaan Bizantium. Di situs arkeologi Dougga terdapat peninggalan luar biasa, terdiri atas gedung-gedung publik, kuil, tempat-tempat suci, forum, pemandian umum, teater, sirkus, pasar, waduk umum, air mancur, dan sebagainya.
Salah satu monumen yang paling penting di Dougga adalah makam Lybico-Punisia di bagian selatan dari kota—dibangun kembali pada 1908-1910. Ini adalah satu-satunya monumen utama arsitektur Punisia yang masih bertahan di Tunisia.
Carthage
Carthage merupakan salah satu situs bersejarah yang paling terkenal dari Kekaisaran Romawi. Keberadaan The Roman Julia Carthago menggambarkan keindahan dan kekayaan Roma.
Selain itu, juga memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan arsitektur struktural dan karakteristik punic dan perencanaan kota Romawi. Situs ini diambil dari nama Kota Carthage, terletak 10 km dari Tunis modern. Carthage didirikan pada abad ke-9 oleh pedagang Fenisia dari Tirus.
Pada zaman itu masyarakat mengembangkan keterampilan tinggi dalam pembangunan kapal dan menggunakannya untuk mendominasi lautan selama berabad-abad. Barang dagangan yang paling penting adalah perak, timah, gading, emas, tempat tidur, tembikar murah sederhana, perhiasan, barang pecah belah, hewan liar dari Afrika, buah, dan kacang-kacangan.
Secara keseluruhan, komponen yang berbeda dari situs yang terletak di atas lahan seluas sekitar 2 km x 2,5 km sehingga eksplorasi berbagai titik kepentingan melibatkan banyak aktivitas berjalan atau penggunaan transportasi.
The Medina Of Hammamet
Kota Hammamet memiliki pantai dan Resor Hotel terbaik di Laut Mediterania. Hampir setiap hari kota ini tak pernah mati. Selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun internasional. Di sepanjang jalan terdapat pertokoan, kafe, restoran, maupun aktivitas yang berhubungan dengan pariwisata maupun pernak-pernik di kawasan tersebut.
Seperti, karpet, ornamen kuningan, perhiasan, tembikar, dan barang-barang kulit. Hingga kini, kota tersebut masih terjaga dengan sejarah kuno abad ke-15. Kota ini memiliki keindahan pantai yang membentang dan kemeriahan kota selalu hidup sepanjang hari.
Sidi Bou Said
Sidi Bou Said merupakan nama seorang ulama sufi yang diabadikan menjadi kawasan permukiman Muslim taat pada masa Andalusia. Lokasinya terletak di pinggir pantai, tak jauh dari situs arkeologi Carthage. Bangunan rumahnya identik dengan warna putih dan hijau.
Dua warna itu diberlakukan oleh Baron Rodolphed yang dijuluki Erlanger. Awalnya kawasan ini dibangun untuk melindungi bangsawan Tunisia pada Abad ke-9. Pada Abad ke-17, dibangun masjid di dataran tinggi tersebut. Pertengahan Abad ke-20, sebagian besar bangunan tersebut berubah menjadi kafe dan toko pernak-pernik.
Masjid Tua “Uqbah bin Nafi”
Masjid Agung Kairouan menjadi bagian terpenting dalam peninggalan sejarah di Tunisia. Bangunan tersebut merupakan tempat ibadah tertua umat Islam di Afrika Utara dan dianggap sebagai situs paling suci keempat dalam Islam (setelah Mekah, Madinah, dan Yerusalem).
Masjid yang diberi nama Uqba bin Nafi’ pertama kali dibangun di Kairouan pada 670 Masehi, tak lama setelah kedatangan muslim Arab ke Afrika Utara pada masa khalifah Bani Umayah.
Artikel ini ditulis oleh: