Jakarta, Aktual.com – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Fajar Suasana mengatakan sebanyak 415 rumah terdampak banjir bandang di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
“Kami mendata rumah yang mengalami kerusakan akibat banjir bandang di empat dusun Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh sebanyak 415 rumah dan 23 rumah di antaranya rusak parah,” katanya di Banyuwangi, Sabtu malam.
Menurutnya kerusakan yang dialami rumah-rumah tersebut beragam, mulai kerusakan ringan hingga berat dan kategori rumah rusak berat yakni ambruk, jebol, dan roboh tercatat sebanyak 23 rumah.
“Sebanyak 118 rumah rusak sedang dengan kerusakan lumpur masuk rumah warga dengan ketinggian 20-100 cm, sedangkan sisanya sebanyak 274 rumah mengalami rusak ringan. Itu update data terakhir kami,” tambahnya.
Ia menjelaskan data tersebut didapat dari pendataan langsung tim BPBD ke rumah warga, sehingga bukan hanya berdasar laporan semata, namun tim BPBD turun mendata satu-satu untuk melihat kerusakannya dan juga didokumentasikan.
“Sehari tadi tim BPBD konsentrasi pada pembersihan jalan utama Gambor yang merupakan jalur alternatif Banyuwangi- Jember, bahkan ada 12 dump truck dan empat excavator (alat berat) dikerahkan untuk mengambil material dan sedimen yang tersisa,” jelasnya.
Meski jalannya sudah dibersihkan, lanjut dia jalan alternatif Banyuwangi-Jember itu sementara masih tertutup untuk umum karena digunakan dulu untuk jalur operasional alat berat dan dump truck yang membersihkan sisa material banjir bandang.
Tim BPBD Banyuwangi juga dibantu personel dari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Batu, Jember, dan Pemprov Jatim yang totalnya mencapai 35 orang karena mereka sudah mahir dalam melakukan upaya-upaya evakuasi.
“Selain pembersihan jalan, BPBD selama dua hari ini juga prioritas membersihkan fasilitas umum, seperti masjid, agar segera digunakan kembali oleh masyarakat,” katanya.
Setelah itu, baru konsentrasi membersihkan rumah-rumah warga dan itu yang agak memakan waktu karena harus dilakukan secara manual, sehingga pada tahap itu tidak hanya butuh tenaga, namun juga butuh alat pendukung seperti sekop, linggis, cangkul, alat pengangkut material.
“Kami berharap agar relawan yang datang juga membawa peralatan. Relawan yang datang diharap membawa alat-alat kerja dan yang tidak membawa, mohon membantu hal lain saja, agar kerja penanganan lebih efektif,” ujarnya.
Ant
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta