Medan, Aktual.co —Akibat banjir sejak sepekan lalu, Desa Simpang Empat dan desa Sei Dua Hulu, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara terisolasi.
Kepala Desa Simpang Empat, Abdul Basid Lubis mengatakan kedua desa yang dihuni 455 Kepala Keluarga itu terisolasi lantaran jalan dan jembatan yang biasa digunakan sebagai jalur transportasi tergenang air.
Untuk menuju ke desa yang terjebak banjir pun harus menggunakan sampan atau perahu.  “Sejauh ini fasilitas jalan terputus,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (2/11).
Dijelaskannya, sampai saat ini warga ada yang sudah mengungsi dan ada juga yang pindah ke tempat familinya. Namun sejumlah warga juga memilih bertahan di rumah.
Sarman, seorang warga mengaku sudah lima hari ini memilih bertahan di rumah. “Lima hari, ini gak ngungsi, gimana lah, mau ngungsi anak saya sekolah, khawatir juga, kan jauh. Ini belum ada didatangi pemerintah dan bantuan juga belum ada,” tutur seorang warga yang memilih bertahan dirumahnya, Sarman.
Sementara itu, sebagian warga korban banjir yang memilih mengungsi akhirnya bertahan di tenda-tenda darurat yang didirikan seadanya di posko sementara. “Tidur di tenda ini malam, tidur seadanya, belum ada bantuan dari pemerintah, saya bersama anak dan keluarga lainnya. Rumah saya terendam banjir,” ujar Masniati, warga yang memilih mengungsi di posko pengungsian.
Menurut Masniati, warga menyesalkan masih minimnya perhatian pemerintah terhadap para pengungsi korban banjir. Di mana hingga kini belum ada bantuan logistik yang disalurkan.  
Sementara itu, kepala BPBD Asahan, Zulkarnain menuturkan untuk menanangi pengungsi korban banjir, pihaknya telah mendirikan sebanyak 4 tenda. 
“Ini didirikan 4 tenda, didirikan disekitar perbatasan dengan Sei Dua , kapasitas tenda sekitar 20 orang. Sampai sejauh ini belum ada warga yang dievakuasi, rencananya bakal dievakuasi,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh: