Jakarta, Aktual.com – Banjir melanda tujuh kecamatan di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, akibat luapan air sungai karena terus menerus diguyur hujan selama lima hari terakhir sejak Senin (6/2) hingga Sabtu.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (11/2), memaparkan tujuh kecamatan tersebut antara lain Labuan Badas, Empang, Terano, Sumbawa, Unter Iwes, Moyo Utara, dan Moyo Hilir.

Sebanyak 40.291 jiwa terdampak banjir di tujuh kecamatan tersebut. Banjir di Kecamatan Moyo Hilir sampai saat ini masih menggenangi dengan tinggi muka air 30-70 centimeter dan masyarakat terdampak sejumlah 2.952 jiwa. Sebanyak 5.669 jiwa atau 1.402 kepala keluarga terdampak banjir di Kecamatan Moyo Utara.

Sementara banjir di lima kecamatan yaitu Labuan Badas, Empang, Terano, Sumbawa, dan Unter Iwes masih fluktuatif bergantung dari curah hujan dengan jumlah terdampak 31.670 jiwa atau 8.375 keluarga.

“Pengungsi sering bolak-balik ke rumah dan tempat pengungsian di masjid dan kantor pemda saat banjir kembali naik. Sedangkan pengungsi yang terisolir di Kecamatan Moyo Utara dan Moyo Hilir bertahan dengan memanfaatkan rumah panggung, baik milik pribadi atau tetangga,” kata Sutopo.

Sutopo menjelaskan pengiriman bantuan terkendala karena hanya dapat dilakukan dengan perahu karet dan tidak dapat diakses oleh kendaraan.

Penanganan darurat terus dilakukan oleh BPBD, BNPB, TNI, Polri, Basarnas, SKPD, relawan dan masyarakat. Tim Reaksi Cepat BNPB terus berada di lokasi bencana untuk memberikan pendampingan BPBD dalam manajerial, pendanaan, logistik dan tertib administrasi.

Penyelamatan dan evakuasi serta penanganan pengungsi dilakukan tim gabungan dengan mengaktifkan dapur umum di setiap kecamatan dan puskesmas beroperasi 24 jam setiap hari.

(Ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby