Jakarta, Aktual.co — Menurut data Bank Dunia, kejahatan yang terkait dengan kerusakan sumber daya alam dan lingkungan di negara-negara berkembang di seluruh dunia diperkirakan menimbulkan kerugian hingga lebih dari 70 miliar dolar Amerika Serikat per tahun, 
“Rentannya kejahatan lingkungan, dan permintaan yang mendasari perdagangan terkait dengan kejahatan itu, kerap diperburuk dengan problem yang terdapat dalam tata kelola pemerintahan, korupsi, serta kelemahan dalam akuntabilitas di tingkat nasional,” kata Wakil Presiden Bank Dunia Leonard McCarthy dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (5/6).
Menurut Leonard McCarthy, kanker korupsi yang menunjang kejahatan terhadap sumber daya alam dan lingkungan itu dapat diatasi melalui penuntutan yang tegas, transparan, dan kemitraan.
Bank Dunia juga telah membangun kemitraan untuk mendukung upaya internasional guna menghentikan krisis lingkungan dan sosial seperti pembalakan liar dan perdagangan ilegal sejumlah satwa yang sebenarnya dilindungi antara Afrika dan Asia.
Kemitraan antarlembaga yang terwujud dalam Fasilitas Lingkungan Global (GEF) itu mempromosikan investasi guna mendukung konservasi biodiversitas, melestarikan satwa liar dan mendukung penghidupan yang berkelanjutan baik di kawasan Afrika maupun Asia.
“GEF senang mendukung perjuangan penting melawan perdagangan satwa liar dan pembalakan liar, dan kami ke depannya berkeinginan untuk bekerja sama dengan negara mitra dan pihak pemangku kepentingan lainnya guna mengatasi pendorong signifikan dari hilangnya biodiversitas yang memiliki dampak yang negatif terhadap keberlanjutan kawasan yang terlindungi dan kesejahteraan manusia di Afrika dan tempat lainnya,” kata Ketua GEF, Naoko Ishii.
Negara-negara yang berpartisipasi mencakup Botswana, Ethiopia, Gabon, Kamerun, Kongo, Mozambik, Tanzania, Zambia, India, and Indonesia.
Sedangkan lembaga yang berkontribusi dalam kemitraan GEF antara lain Bank Pembangunan Asia (ADB), Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam, Program Pembangunan PBB (UNDP), Bank Dunia, dan WWF.
Sebagaimana diberitakan, Menko Kemaritiman RI Indroyono Soesilo mengajak FAO bekerja sama dengan Indonesia dan GEF di bidang pengelolaan sumber daya perikanan di pesisir pantai, konservasi hutan bakau (mangrove) dan lahan gambut di Indonesia.
Ajakan tersebut disampaikan Menteri Koordinator Kemaritiman, Indroyono Soesilo pada kunjungan kerja ke Badan Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture of the United Nations/FAO) di Roma, Italia, awal Juni 2015.

Artikel ini ditulis oleh: