Jakarta, Aktual.co — Bank Dunia menyoroti ketimpangan sosial di Indonesia. Menurutnya, proyeksi mengukur ketimpangan sosial (koefisien gini) yang saat ini mencapai 0,41 persen bisa lebih besar.
“Sebenarnya angka Koefisien Gini bisa lebih besar. Pasalnya pada saat observasi, hanya orang miskin menengah saja yang diwawancara,” ujar Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiame Diop di Bank Dunia Jakarta, Senin (13/4).
Lebih lanjut dikatakannya, ketimpangan sosial di Indonesia bisa diselesaikan dengan pendidikan menyeluruh kepada masyarakat. Karena, kata dia, dengan pendidikan yang tinggi akan semakin besar kesempatan untuk mendapatkam gaji yang juga tinggi.
“Sayangnya di Indonesia belum ada kesempatan seperti itu, anak-anak dapat tumbuh dengan sehat dengan pendidikan yang baik,” kata dia.
Bank Dunia juga mengatakan memiliki angka koefisen gini Indonesia yang lebih besar. Namun, pihaknya tidak bersedia menyampaikannya ke publik angka tersebut.
Untuk diketahui, angka kemiskinan di Indonesia pada Maret 2014 sebesar 11,24 persen mengalami penurunan dari tahun 1999 yang sebesar 23,4 persen. Meski demikian, koefisien gini meningkat dari 0,30 pada tahun 2000 menjadi 0,41 pada 2013.
Hal tersebut menandakan bahwa ketimpangan sosial di Indonesia meningkat secara signifikan selama 12 tahun. Sebagian besar peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan konsumsi riil yang lebih cepat dari golongan kaya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka

















