A participant stands near a logo of World Bank at the International Monetary Fund - World Bank Annual Meeting 2018 in Nusa Dua, Bali, Indonesia, October 12, 2018. REUTERS/Johannes P. Christo

Jakarta, Aktual.com – Kepala Ekonom Bank Dunia Kawasan Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo optimistis ekonomi Indonesia akan mampu tumbuh mendekati 5 persen pada 2022 setelah pada 2020 dan 2021 mengalami tekanan akibat pandemi COVID-19.

“Kami sangat optimis tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan bisa mendekati 5 persen dan ini menjadi satu perbaikan tersendiri,” katanya dalam World Bank East Asia and Pacific Economic Update Briefing di Jakarta, Selasa (28/9).

Mattoo menyatakan faktor yang mendorong ekonomi Indonesia akan mampu tumbuh mendekati 5 persen adalah berbagai upaya pemerintah dalam mengatasi pandemi COVID-19.

Menurutnya, Indonesia memilih pendekatan yang bersifat hybrid yakni menerapkan pengetatan terhadap mobilitas untuk menangani kesehatan namun sekaligus tetap berusaha menopang perekonomian.

Terlebih lagi, langkah pemerintah maju lebih awal untuk mengadakan program vaksinasi turut menjadi faktor dalam mendorong perekonomian karena pemulihan sangat bergantung pada kekebalan tubuh masyarakat.

Selain itu, program vaksinasi yang terus dipercepat dan diakselerasi sekaligus masifnya upaya tracingtesting dan treatment sekaligus kampanye jaga jarak turut menjadi aspek dalam memulihkan ekonomi.

“Bila semua ini dilakukan kami optimis Indonesia akan bisa mengatasi penyakit ini. Penyakit ini tidak akan hilang tapi langkah ini akan membangkitkan ekonomi,” tegasnya.

Meski demikian, Mattoo mengingatkan masih terdapat beberapa tantangan bagi Indonesia termasuk mengenai vaksinasi yakni pemerataan serta anggarannya mengingat negara ini memiliki jumlah penduduk yang banyak dan tersebar luas.

“Ini adalah negara yang sangat terdesentralisasi sehingga mereka harus mampu melakukan lebih banyak hal untuk mengatasi terkait distribusi dan menghadapi anggaran vaksinasi,” jelasnya.

Pemerintah Indonesia juga perlu melakukan beberapa reformasi termasuk mengenai jaminan sosial mengingat masih banyak penduduk yang tidak membutuhkan justru mendapat bantuan.

Ia menyarankan Indonesia terus mengembangkan infrastruktur digital agar pemerintah mampu menjangkau masyarakat tidak mampu di seluruh pelosok negeri.

Infrastruktur digital akan membantu pemerintah dalam menyasar masyarakat yang membutuhkan secara lebih baik sehingga efektivitas program jaminan nasional dapat berkelanjutan.

“Saya percaya dalam beberapa bulan ke depan akan sangat penting untuk memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi