Jakarta, Aktual.com – Bank Dunia menyebutkan bahwa pertumbuhan investasi Indonesia pada 2019 melemah menjadi 5,0 persen dibandingkan 6,0 persen pada kuartal keempat 2018 akibat tertundanya kebijakan pemerintah dalam hal investasi menjelang periode pemilu.
“Pertumbuhan investasi tetap kuat meskipun dengan laju yang lebih lambat,” kata Ekonom Utama Bank Dunia di Indonesia, Frederico Gil Sander dalam pemaparannya pada acara peluncuran The June 2019 edition of the Indonesia Economic Quarterly di Jakarta, Senin (1/7).
Selain karena tertundanya kebijakan investasi pemerintah, ada faktor lain yang menyebabkan pertumbuhan investasi pada tahun ini melambat, yaitu belanja infrastruktur publik yang juga melambat.
Perlambatan tersebut disebabkan oleh defisit neraca berjalan sebesar 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,1 persen pada 2019 dan merosotnya harga komoditas yang mencakup batu bara, minyak mentah, minyak sawit, karet dan logam dasar.
Sementara itu, investasi yang dilakukan melalui pembangunan gedung dan bangunan masih menjadi kontributor utama terhadap pertumbuhan investasi secara keseluruhan sebesar 4,1 persentase poin, naik dari 3,3 persentase poin pada kuartal keempat 2018.
Ia juga mengatakan bahwa pertumbuhan investasi pada mesin dan peralatan turun signifikan menjadi 8,4 persen dari 12,3 persen di kuartal keempat 2018.
Penurunan tersebut mengakhiri pertumbuhan dua digit secara berturut-turut selama enam kuartal terakhir.
Sementara itu, investasi kendaraan dan peralatan lain berkontraksi sebesar 7,4 persen dan 6,8 persen masing-masing, membalikkan pertumbuhan cukup positif yang terlihat sedikitnya pada empat kuartal terakhir.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan