Dia mengatakan investor pada perdagangan Senin ini terpengaruh ekspektasi inflasi di Amerika Serikat yang rendah menyusul data impor pada April di bawah ekspektasi. Sentimen itu menahan penguatan dolar AS lebih tinggi.

Imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat, US Treasury Bill, yang turun menjadi 2,97 persen juga, ujar dia, menahan pergerakan dolar AS.

Salah satu faktor yang menjaga nilai tukar rupiah, yakni sinyal kuat akan dinaikkan tingkat suku bunga kebijakan Bank Indonesia (BI 7-Day Repo Rate) dalam waktu dekat.

“Pergerakan nilai tukar rupiah relatif masih stabil terhadap dolar AS,” katanya.

Otoritas Bursa juga mengimbau investor untuk tidak terpengaruh aksi teror dan lebih melihat kondisi fundamental perekonomian domestik yang terus membaik.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid