Tekanan eskternal, antara lain, bersumber dari rencana empat kali kenaikan suku bunga Federal Reserve, Bank Sentral AS, dan rencana normalisasi Bank Sentral Eropa pada September 2018, serta tekanan dari memanasnya perang dagang China dan AS.
“Keputusan kenaikan bunga ini merupakan kebijakan moneter lanjutan yang ‘pre-emptive’ (antisipatif), ahead of the curve’ (selangkah lebih maju) dan front loading,” katanya.
Perry menegaskan arah kebijakan moneter BI ke depan adalah “hawkish” atau cenderung ke arah kebijakan moneter yang berani.
Sejalan dengan kenaikan suku bunga acuan 50 basis poin, suku bunga penyediaaan dana dari BI (Lending Facility) juga naik 50 basis poin menjadi enam persen, dan penyimpanan dana di BI (Deposit Facility) naik 50 basis poin menjadi 4,5 persen.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid