Jakarta, Aktual.com — Bank sentral Jepang (BoJ) pada Rabu memangkas proyeksi pertumbuhan dan inflasi untuk ekonomi terbesar ketiga di dunia itu, namun mengatakan pemulihan masih berlangsung karena ia menunda langkah-langkah pelonggaran lebih lanjut.
Melansir laman AFP, Rabu (15/7), setelah pertemuan kebijakan dua hari, BoJ mengatakan ekonomi Jepang akan tumbuh 1,7 persen pada tahun fiskal hingga Maret 2016, sementara inflasi akan datang di 0,7 persen.
Angka itu turun masing-masing dari perkiraan awal tahun ini 2,0 persen dan 0,8 persen.
Pembuat kebijakan BoJ telah mengurangi perkiraan mereka dalam beberapa bulan terakhir ini, karena, Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda mengakui bahwa target inflasi ambisius 2,0 persen masih jauh dari jangkauan.
Kuroda akan mengadakan konferensi pers pasca-pertemuan rutin pada Rabu.
Ekonomi Jepang berkembang 1,0 persen pada Januari-Maret setelah tertatih-tatih keluar dari resesi dalam tiga bulan terakhir 2014, dan kepercayaan bisnis tetap kuat.
Tetapi belanja konsumen telah kesulitan setelah kenaikan pajak penjualan tahun lalu dan ekonom secara luas memperkirakan BoJ akan meningkatkan program pelonggarannya, mungkin akhir tahun ini, untuk membawa Jepang lebih dekat dengan target inflasi.
Targetnya Perdana Menteri Shinzo Abe akan menaklukkan stagnasi atau penurunan harga bertahun-tahun dan menghidupkan kembali perekonomian.
Pada Rabu, BoJ mempertahankan rekor program pembelian aset, yang memompa sekitar 80 triliun yen (648 miliar dolar AS) ke dalam sistem keuangan setiap tahun, dalam upaya untuk mendongkrak harga dan mendorong pertumbuhan.
Artikel ini ditulis oleh: