PUNCAK PENGIRIMAN PAKET JELANG LEBARAN

Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo kerap defensif ketika berbicara mengenai penurunan daya beli masyarakat. Dalam beberapa kesempatan, ia menyatakan jika sepinya ritel dikarenakan adanya perpindahan arus ke belanja online.

Bahkan, pria asal Solo tersebut sempat menyatakan jika hal ini ditandai dengan adanya peningkatan volume pengiriman barang hingga 130% pada perusahaan penyedia jasa logistik.

Namun, klaim tersebut telah dibantah oleh salah satu perusahaan penyedia logistik, JNE. Presiden Direktur JNE Mohammad Feriadi mengakui bahwa beberapa gerai JNE memang mengalami peningkatan jika dibandingkan tingkat penjualan ritel yang cenderung turun.

Namun, ia menegaskan bahwa peningkatan volume pengiriman barang tidak seperti yang disebutkan Jokowi.

“Kami mengalami peningkatan tapi tidak sebesar yang disebutkan Beliau. Saya ceritakan, peningkatan kami sebesar 30% dalam beberapa tahun terakhir,” kata Feriadi di Kantor JNE, Jakarta, Senin (16/10).

Secara keseluruhan, Feriadi mencatat bahwa pengiriman bulan September 2017 hanya meningkat sekitar 25% dari bulan sebelumnya.

Berdasar catatannya, porsi pengiriman barang dagangan dari e-commerce terhadap pendapatan JNE hanya mencapai 35% saja. Sedangkan sisanya berasal dari ritel konvensional (35%) dan pengiriman barang milik korporasi (30).

“E-commerce ini pertumbuhannya sangat dahsyat walaupun baru 1% dari porsi penjualan retail secara keseluruhan,” ujar Feriadi.

Sebelumnya, Jokowi sempat menyebutkan adanya peningkatan dari penerimaan pajak jasa perusahaan dalam bidang sewa gedung pada tahun ini hingga 14,7%.

“Banyak toko yang tutup, tapi sewa gedung meningkat,” ucapnya dalam penutupan Rakornas Kadin di Jakarta, 3 Oktober 2017 lalu.

Selain itu, pengiriman oleh jasa kurir meningkat sebesar 130% pada bulan September. Angka ini, kata Jokowi, didapat dari pengiriman PT Pos Indonesia dan jasa pengiriman swasta seperti JNE dan Tiki
Teuku Wildan A.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Arbie Marwan