Semarang, Aktual.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo angkat bicara soal bantuan merenovasi rumah milik kader PDIP Temanggung, Fajar Nugroho, yang berujung penolakan. Dia tidak mempermasalahkan jika niat baiknya ditolak oleh Fajar.

Ganjar menjelaskan niatnya merenovasi rumah Fajar sebagai bentuk apresiasi. Dia menilai Fajar adalah salah satu kader PDIP memperjuangkan kemenangan pasangan Joko Widodo – Ma’ruf Amin dalam Pilpres 2019.

Ganjar menceritakan Fajar dan teman-temannya sempat dianiaya oleh ormas dari kubu lawan saat kampanye Pilpres 2019. Setelah insiden itu, mereka mendatangi kediaman Ganjar Pranowo di rumah dinas gubernur Jawa Tengah, Puri Gedeh, Kota Semarang.

“Saya mengenal Mas Fajar itu Jokower. Jadi dulu Mas Fajar ini pernah datang ke rumah saya bersama delapan orang temannya. Dan saat itu, demi menjaga suksesnya Jokowi-Maruf, Fajar dan kawan-kawannya itu rela dipukuli,” kata Ganjar dalam keterangannya, Sabtu (15/1).

Waktu berlalu, Ganjar pun mendapat kabar bahwa Fajar hidup kurang berkecukupan. Nasibnya berbeda dengan teman-temannya. Kabar yang didapat Ganja bahwa Fajar bekerja di pabrik emping jagung.

Selain itu, rumah Fajar diinformasikan tidak layak huni, berdinding kayu yang sudah rusak dan sudah berulang kali diajukan pembangunan ke pemerintah, namun selalu ditolak karena berdiri di atas tanah milik kas desa.

Mendapat informasi itu, Ganjar langsung mengunjungi Fajar di Temanggung. “Kebetulan hari Minggu itu ada kunjungan ke Magelang, jadi bisa lah mampir sebentar ke Temanggung,” kata Ganjar.

Gayung bersambut, Fajar yang berada di rumah menyambut Ganjar di jalan depan rumahnya. Tak ada respons penolakan. Dengan raut wajah gembira, Fajar menyatakan siap mengurus segala administrasi ketika Ganjar menyampaikan akan membantu merenovasi rumahnya.

“Saya datang ke rumah Mas Fajar untuk membantu. Saat itu ya baik-baik saja dan diterima dengan baik. Tapi ternyata kemudian beliau ndak berkenan. Ya kalau Mas Fajar menolak tidak apa, mungkin saya yang salah,” kata Ganjar.

Ganjar mengaku kejadian penolakan bantuan darinya baru pertama kali terjadi. Dia mengaku kebiasaan membantu sesama kader sudah dilakukannya sejak lama, bahkan saat masih menjadi anggota DPR RI.

“Sebenarnya sejak dulu, di dapil tujuh kita sudah jalan. Waktu bulan Bung Karno kita buat, di Grobogan kita buat,” ujar Ganjar.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu