Dokter hewan sedang mengecek kesehatan sapi milik warga di Bantul, DIY.

Bantul, Aktual.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat sebanyak 460 ekor ternak dinyatakan suspek atau dicurigai terkena penyakit mulut dan kuku (PMK).

“Untuk PMK, memang sekarang di Bantul sudah tembus di angka 460 ekor yang suspek, dari angka itu, yang positif baru sebanyak 35 ekor,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo di Bantul, Kamis (9/6).

Dia mengatakan, ratusan ternak yang suspek PMK dan di antaranya positif itu tersebar di 12 kecamatan, dengan terbanyak di Kecamatan Pleret, dikarenakan wilayah itu utamanya Desa Segoroyoso merupakan sentra ternak sapi, dan terdapat banyak jagal sapi.

“Para belantik (pedagang sapi) juga banyak di sana, sehingga memang populasi ternak-ternak banyak, dan juga banyak usaha usaha di sektor peternakan, banyak pemotongan ternak di sana,” katanya.

Meski demikian, kata dia, ternak yang punya gejala menyerupai terinfeksi PMK yang kini kasus positif banyak ditemukan di daerah tetangga tersebut berasal dari luar Bantul, yang memang didatangkan untuk dipotong untuk usaha kuliner.

“Jadi memang sudah ada 12 kecamatan yang ada suspek PMK, saya tidak hapal mana saja, dan lima kecamatan lainnya masih belum ditemukan,” katanya.

Dia mengatakan, terhadap ternak yang positif terinfeksi PMK itu penanganannya selain diobati juga dilakukan isolasi dari kandang agar tidak menular ke ternak sehat lainnya.

“Ternak yang suspek PMK kami obati sampai sembuh, kemudian ternak yang kita isolasi jangan sampaikan ada yang masuk kandang, dan kami terus lakukan penyemprotan desinfektan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra