Jakarta, Aktual.com – Target pencapaian pembangunan listrik 35 GW pada 2019 mulai memperlihatkan gejala kegagalan, hal ini bisa dipahami dari sejumlah masalah teknis yang dihadapi oleh PLN sebagai ‘lokomotif’ pembangunan tersebut.
Adapun dari target lelang 16 GW atas Power Purchase Agreement (PPA) dari Independent Power Producer pada tahun ini, tidak begitu meyakinkan bagi PLN. pasalnya selain sepi peminat, para bidder pun banyak bermasalah dan tidak siap.
“Lelangnya ya kita lihat Jawa 1, peserta tender minta mundur satu bulan. Banyak aspek-aspek yang kita enggak bisa memaksakan. Kalau seluruh peserta tender minta mundur kita juga sulit memaksakan,” ujar Direktur Perencanaan Korporat PLN, Nicke Widyawati di Jakarta, Kamis (25/8).
Kemudian adanya syarat yang mewajibkan calon peserta tender untuk memperlihatkan kemampuan finansial konsorsium sebesar 10 persen dari proyek, faktor ini disinyalir membuat proyek tidak mendapat respon antusias dari investor.
Oleh karenanya menurut Nicke aturan ini berkemungkinan akan ditinjau ulang.”Iya, mungkin keharusan memperlihatkan uang 10 persen itu akan ditinjau. Itu yang bikin lama,” tuturnya.
Padahal jelasnya, aturan ini sangat penting bagi PLN untuk meyakinkan agar proyek yang digarap oleh pemenang tender nantinya tidak mengalami mangkrak.
“Itu uangnya dipegang developer di rekening developer. Hanya proven of fund. Jadi prove, (nih saya ada uang nih). Karena mengerjakan projek itu tidak semuanya dari pinjamankan, harus ada ekuitas. Nah kita hanya minta ekuitasmu ada 10 persen. Dilihatin. Saya lihat dari jauh. Nanti sambil menunggu pendanaan, uang ini bisa dipakai untuk pebebasan lahan, bikin amdal, konstruksi. Sehingga tidak nunggu FS dulu baru mulai,” tandasnya.
(Dadang Sah)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan