Jakarta, Aktual.co —Tudingan-tudingan yang dilontarkan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait banjir Jakarta, dianggap tak mencerminkan sosok pemimpin yang bertanggung jawab.
Misal, seperti tudingan yang dilontarkan Ahok bahwa ada sabotase yang menyebabkan kawasan Istana Negara tergenang, Senin (9/2) lalu.
“Ahok bisanya hanya mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain dan mencari kambing hitam dengan menyalahkan SKPD-SKPD di bawahnya,” ujar pengamat politik anggaran, Uchok Sky Khadafi, saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Rabu (11/2).
Ditegaskan Uchok, banjir di Jakarta harusnya menjadi tanggung jawab Ahok. 
“Dia (Ahok) harusnya sudah bisa mengantisipasi melakukan pencegahan banjir jauh-jauh hari sebelumnya. Tapi ternyata hanya bilang sabotase,” ucap Uchok yang memang kerap mengeluarkan pernyataan keras terhadap Ahok.
Sebelumnya, beberapa pihak terutama PLN memang jadi sasaran tudingan Ahok atas terjadinya banjir di Jakarta. PLN dianggap bertanggungjawab lantaran memadamkan pasokan listri untuk wilayah Waduk Pluit. Sehingga membuta 12 pompa air di sana tak bisa optimal.
Pihak PLN sendiri sudah mengeluarkan bantahan dan tak mau disalahkan. 
Koesdianto, Manajer Bidang Komunikasi Hukum dan Administrasi PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang, mengakui memang sempat ada pemadaman listrik di Waduk Pluit, Senin (9/2) lalu. Namun hanya kurang dari dua jam. Yakni pukul 11.38 WIB dan dinyalakan kembali pukul 13.15 WIB.
“Alasannya, ketinggian air sudah sedemikian kritis dan sudah membahayakan instalasi listrik. Jika tidak dipadamkan air bisa membahayakan warga (tersengat listri))atau membuat peralatan rusak. Makanya kita matikan,” ujar dia, di Jakarta, Selasa (10/2) kemarin.
Dengan alasan itu, Koesdianto pun menilai pernyataan Ahok tidak sepenuhnya benar.

Artikel ini ditulis oleh: