Di sisi lain, posisi internal rupiah sendiri yang semula diharapkan dapat kembali melanjutkan kenaikannya, malah terkena aksi jual. Sehingga mata uang NKRI ini berbalik melemah.
Apalagi sentimen negatif dam negeri masih ada. Adanya perkiraan defisit transaksi berjalan di triwulan II-2017 yang lebih rendah dari 2% terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB turut memberikan sentimen negatif.
“Kondisi itu justru menutup sentiment positif dari rilis data Indeks Keyakinan Konsumen atau IKK pada Juli 2017 yang naik dan memberi harapan terhadap perbaikan ekonomi domestik,” kata Reza.
Penurunan Rupiah yang terjadi di luar perkiraan itu, dia menegaskan, telah membuka peluang akan terjadinya pelemahan lanjutan. Adanya rilis kenaikan indeks keyakinan konsumen bulan Juli yang meningkat 1 poin menjadi 123,4 tampaknya kurang kuat menahan aksi jual rupiah.
“Tampaknya, pelaku pasar masih memanfaatkan kenaikan JPY yang menguat setelah laju USD melemah. Tetap mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat laju rupiah kian anjlok.”
Dia memperkirakan, dengan kondisi tersebut maka level support rupiah akan berada di rentang Rp13.355. Sedang level resisten rupiah diyakini berada di kisaran Rp13.307.
Busthomi
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu