Jakarta, Aktual.com – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara melaporkan bahwa kondisi lapangan terutama di wilayah paling terdampak gempa, Hatay, yang berbatasan langsung dengan Suriah, banyak yang belum tersentuh lantaran area gempa yang luas yang meliputi 10 provinsi.

“Kondisi lapangan terutama di wilayah paling terdampak, di Hatay, banyak yang belum tersentuh. Ini karena luasnya area gempa yang meliputi 10 provinsi dan magnitudo kerusakan gempa,” kata KBRI Ankara dalam keterangannya pada Rabu (8/2).

KBRI Ankara mengatakan proses evakuasi di Provinsi Kahramanmaras dan Gaziantep relatif telah tertangani.

Namun, masih banyak bangunan runtuh di Kahramanmaras dan Gaziantep yang belum tersentuh dan jalan-jalan di provinsi tersebut banyak yang terhalang bangunan dan tidak dapat dilalui. Sebenarnya banyak perusahaan penyewaan crane di kedua wilayah tersebut, namun banyak pula operator yang turut menjadi korban, kata KBRI.

Lebih lanjut KBRI Ankara menjelaskan bahwa bandara di Provinsi Gaziantep, Kahramanmaras dan Bandara Adana akan digunakan untuk bantuan kemanusiaan.

Pemerintah Turki saat ini telah menerima bantuan dari 36 negara dan 11 organisasi internasional.

Menurut informasi dari Kementerian Luar Negeri Turki dan Kedutaan Besar Turki di Jakarta, Pemerintah Turki akan mempermudah perizinan masuk bagi wartawan asing dan bantuan kemanusiaan karena negara itu sedang memerlukan lebih banyak bantuan untuk mempercepat evakuasi para korban gempa.

Kondisi cuaca di wilayah terdampak gempa dapat mencapai minus 10 derajat Celsius dan diperlukan perlengkapan seperti jaket gunung serta sepatu anti air, katanya.

Selain itu, masih ada sejumlah hotel yang tersedia dan bangunan yang dibangun setelah 2018 relatif tahan gempa, menurut Kemenlu Turki.

Disebutkan pula bahwa mobilitas kendaraan terkendala antrean panjang di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

Bagi WNI di Turki yang memerlukan informasi lebih lanjut, KBRI Ankara dapat dihubungi pada nomor hotline +90 532 135 22 98.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Warto'i