Surabaya, Aktual.com – Banyaknya kegiatan aksi turun ke jalan di beberapa daerah cukup diapresiasi Himpunan Kerukunan Kebangsaan Jawa Timur. Kegiatan yang marak dilakukan akhir-akhir ini memang bisa mempererat masyarakat dari kalangan yang heterogen.
Namun, kata Wakil Ketua Himpunan Kerukunan Kebangsaan Jawa Timur Lukman Ladjoni dibalik itu semua bahwa kegiatan tersebut telah memperlihatkan bahwa pemimpin dan para pemangku negara saat ini dalam kondisi khawatir.
“Isu SARA akhir-akhir ini mencuat. Berbagai macam bentuk kebhinekaan digelar dimana-mana. Ini bukti bahwa pemerintah dalam kondisi khawatir,” kata Lukman Ladjoni ketika ditemui wartawan, Senin (21/11).
Ladjioni menjelaskan, ada dua kekhawatiran yang dirasakan oleh para pemimpin negara saat ini. Pertama, khawatir akan terpecah belahnya kesatuan NKRI. Kekhawatiran itu patut diapresiasi. Tetapi, ada kekhawatiran lain yang juga dirasakan, yakni kekhawatiran akan kekuasaannya yang tergerus.
Sebenarnya, kondisi kekhawatiran seperti ini, kata Ladjoni, menunjukkan jika bangsa dalam kondisi krisis kepemimpinan. “Kekhawatiran yang kedua ini amat riskan. Karena pemimpin kita bukan murni sebagai pemimpin. Tetapi pemimpin sudah milik pengusaha. Dimana ada pengusaha, di situlah ia berkuasa dibalik pemimpin.”
Kasus penistaan agama oleh gubernur non aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok adalah salah satu contoh bentuk kekhawatiran para pemimpin. Disatu sisi, pemerintah terkesan melindungi Ahok. Tetapi di sisi lain, umat menginginkan Ahok agar mendapatkan hukuman yang setimpal.
“Pertanyaannya, siapa sih yang tidak marah ketika kitabnya dilecehkan? Wajar jika ada ancaman demo besar pada 2 Desember. Penjarakan saja Ahok. Pasti selesai.”
Laporan: Ahmad H Budiawan
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu