Surabaya, AKtual.com – Naiknya semua harga berpotensi menambah jumlah penderita gangguan jiwa di Jawa Timur. Sebab, selama tahun 2016, jumlah penderita gangguan jiwa mencapai 2369 orang.
Kepala Dinas Sosial Jawa Timur, Sukesi, mengatakan jika sebagian besar dari penderita tersebut adalah orang orang di usia produktif. Dan faktor kejiwaannya yang tidak sehat tersebut disebabkan oleh himpitan ekonomi.
Dari jumlah tersebut, 719 penderita masih dipasung oleh keluarga mereka. Sedangkan, sebanyak 543 penderita sudah dibebaskan dan masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Sementara sebanyak 939 sudah bebas pasung dan tidak dirawat di RSJ. Namun, masih tetap harus menjalani pemantauan dan harus minum obat secara teratur.
“Mereka ini sebagian besar yang mengalami gangguan jiwa adalah usia produktif. Mereka tertekan akibat kondisi ekonominya sendiri.”kata Sukesi, (8/1).
Untuk penderita yang mengalami gangguan jiwa jenis Skizofrenia, terpaksa harus dipasung oleh keluarganya. Sebab, kata Sukesi, perilakunya begitu agresif dan sangat membahayakan bagi orang sekitar.
Sukesi tidak menampik, pada tahun 2017 ini, jumlah penderita gangguan jiwa bisa terus bertambah jika banyak yang terhimpit ekonomi. Sebab, dari tahun ke tahun, jumlah penderita yang bertambah sebagian besar memang faktor ekonomi.
Berdasarkan data dari Dinas Sosial Jawa Timur, penderita gangguan jiwa di Jatim pada tahun 2016 mencapai 2369 orang. Sementara, tahun 2015 lalu yang hanya 1619 penderita.
“Dari tahun 2015 ke 2016, jumlahnya selisih 750 orang. Yang terbesar tetap Ponorogo.” tutupnya.
Laporan: Ahmad H Budiawan
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby