Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi saat dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara Jakarta, pada Senin (21/2). Foto: Sekretarian Negara
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi saat dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara Jakarta, pada Senin (21/2). Foto: Sekretarian Negara

Jakarta, Aktual.com – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan Indonesia menjadi andalan pangan di kawasan ASEAN.

“Kalau di kawasan ASEAN, harusnya kita yang diandalkan soal pangan,” kata Arief saat ditemui usai menjadi pembicara dalam kegiatan ASEAN Business & Investment Summit 2023 di Jakarta, Minggu (3/9).

Arief mengatakan Indonesia telah melakukan beberapa persoalan yang menjadi kekhawatiran di level regional ASEAN, misalnya soal isu ketahanan pangan.

Dalam konteks tersebut, pemerintah menyiapkan anggaran yang cukup kuat untuk ketahanan pangan tahun depan, yakni sebesar Rp108,8 triliun yang tercantum pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024.

Dana tersebut disalurkan melalui belanja pemerintah pusat sebesar Rp89,6 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp19,2 triliun.

Meski tak seluruh dana disalurkan melalui Kementerian Pertanian, sambung Arief, namun berbagai kementerian turut dilibatkan dalam upaya ketahanan pangan, termasuk dari segi infrastruktur, bantuan sosial dan pangan, cadangan pangan, hingga bunga dana murah.

“Itu sudah dianggarkan semua, tinggal eksekusi,” ujar Arief.

Arief menambahkan Indonesia juga memiliki komoditas pangan yang lebih melimpah bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.

Indonesia bersama Vietnam dan Thailand telah menguatkan kerja sama pangan regional antarnegara ASEAN. Ke depan, Myanmar kemungkinan akan turut berpartisipasi dalam kerja sama pangan regional.

Namun, di antara negara-negara tersebut, Indonesia memiliki komoditas pangan yang lebih baik.

“Pangan di Thailand dan Vietnam memang surplus, tapi produksinya masih di bawah kita. Kalau Indonesia itu sudah masuk top 4, bersama China, India, dan Bangladesh,” jelas Arief.

Diketahui, ketahanan pangan menjadi salah satu isu yang dibahas pada Pertemuan Ke-10 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (AFMGM). Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral ASEAN berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi sektor keuangan untuk mendongkrak ketahanan pangan di kawasan.

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menjelaskan penguatan kolaborasi tersebut diwujudkan melalui proses keuangan ASEAN serta badan-badan sektoral ASEAN lainnya untuk memperbaiki kebijakan yang terkait ketahanan pangan.

Tujuan berikutnya yaitu meningkatkan akses pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah serta petani kecil serta meningkatkan fasilitas perdagangan untuk mendorong ketahanan pangan di kawasan.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
A. Hilmi