Ia melanjutkan, besaran APBN merupakan salah satu pekerjaan rumah yang harus diprioritaskan oleh pemerintah sebab banyak harapan yang terdapat di dalam belanja APBN tersebut untuk menyelesaikan beragam permasalahan.

“Fungsi fiskal sangat beragam, cukup banyak beban yang dipikul fungsi fiskal, baik sebagai stimulus, pemerataan, dan mengurangi kesenjangan,” katanya.

Senada dengan Bambang, Direktur Keuangan Negara dan Analisis Moneter Kementerian Bappenas Boediastoeti Ontowirjo menjelaskan bahwa data pada 2011 hingga 2018 menunjukkan pengeluaran belanja negara yang dilakukan pemerintah sudah naik tapi belum cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

“Apakah metode dan rancangan sudah refleksikan apa yang diharapkan sebagai belanja kualitas? Peningkatan belanja kementerian lembaga belum meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara optimal,” ujarnya.

Selain itu, Boediastoeti juga menyampaikan bahwa berdasarkan hasil studi yang dilakukannya seharusnya setiap peningkatan anggaran belanja K/L sebesar 1 persen akan memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,06 persen.

Artikel ini ditulis oleh: