Menurut Bambang, jangan sampai tidak tercapainya target penerimaan negara (shortfall) dan juga utang yang bertambah, menjadikan kreativitas terbatas dalam mencari sumber pembiayaan alternatif untuk pembangunan.

“Kita harus terus membangun, tapi harus kreatif. BUMN juga harus diperkuat dan jangan hanya bergantung pada injeksi pemerintah,” ujar Bambang.

Bambang mengharapkan BUMN dapat lebih fleksibel dan mau bekerja sama dengan swasta. Kolaborasi keduanya merupakan solusi terbaik untuk membiayai dan membangun proyek-proyek yang bermanfaat banyak bagi masyarakat.

“BUMN sudah berpengalaman dan punya aset, swasta punya modal, teknologi, dan pendanaan. Kalau ini digabungkan pasti luar biasa. Jadi perkuat kerja sama keduanya,” kata Bambang.

Dalam RPJMN 2015-2019, pemerintah membutuhkan dana sekitar Rp5.519 triliun, termasuk rencana pembangunan infrastruktur yang membutuhkan biaya besar.

Berdasarkan data Bappenas, perkiraan sumber pendanaan berasal dari APBN hanya 40,14 persen atau Rp2,215 triliun, 9,88 persen dari APBD atau Rp543 triliun, 19,32 persen dari BUMN atau Rp1,06 triliun, dan dukungan swasta 30,66 persen atau Rp1,69 triliun.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid