Jakarta, Aktual.com — Kepala Bappenas Sofyan Djalil menyebutkan pihaknya menjadi fasilitator untuk penyusunan Visi Pembangunan Indonesia 2045-2085 dalam diskusi “Pilar Infrastruktur dan Konektivitas” yang digelar di Kantor Bappenas, Kamis (10/3).
Menurut Sofyan, Bappenas ingin semua pihak di Indonesia turut memberikan sumbangan untuk perencanaan pembangunan ke depan, sehingga nanti semua pihak ikut merasa memiliki.
“Forum seperti ini akan dilakukan berkali-kali dengan audiens berbeda. Bappenas ingin memfasilitasi dan tidak berasumsi we know everything (yang paling tahu). Walaupun secara teknoktratik kami punya kapasitas. Namun kami ingin mendapatkan input (masukan) dari sebanyak mungkin warga masyarakat tentang apa yang dapat kita lakukan menuju 100 tahun Republik Indonesia,” ujar Sofyan.
Dalam paparannya, ide membentuk Visi Pembangunan Indonesia 2045-2085 muncul dari pesan Presiden Jokowi tentang Impian Indonesia 2015-2085 yang ditulis pada 30 Desember 2015 lalu, kemudian dipahami dari empat sudut pandang.
Pertama adalah kesinambungan, bahwa pemerintah datang dan pergi namun negara memerlukan kesinambungan visi jangka panjang. Kedua, keterlibatan, yang berarti beragam masyarakat, pemangku kepentingan, pihak, disiplin ilmu, ras dan kepercayaan berhak terlibat dalam penyusunan visi.
Ketiga, antisipatif, bermakna mengambil sikap terhadap tren dunia sehingga Indonesia menjadi lebih siap. Terakhir, sebagai pedoman bagi semua, visi tersebut bukanlah hanya rencana untuk pemerintah tetapi juga pedoman baik bagi swasta maupun bagi seluruh rakyat.
Dimanfaatkan siapa pun Sofyan berharap semua golongan dapat memberikan sumbangan dalam menyusun visi tersebut sehingga dokumen yang dihasilkan nanti adalah suatu dokumen bangsa Indonesia dan dapat dimanfaatkan oleh siapa pun yang berkuasa puluhan tahun ke depan.
Bagi Sofyan, perdebatan tentang rencana pembangunan dan tahap pelaksanaannya adalah sebuah kewajaran. Begitupun dalam diskusi yang membahas tentang infrastruktur dan konektivitas ini, semua ide dan kritik dari para peserta menjadi masukan penting bagi Bappenas.
“Dari perdebatan ini, perlu kita sadari bahwa masalah-masalah yang dialami negara lain juga bisa kita alami di sini. Untuk menghadapi itu, maka pembangunan harus berhasil dengan smart strategy, smart plan, smart track, hingga smart execution. Saya yakin Indonesia akan jadi negara membanggakan, dan salah satu yang bisa kita lakukan adalah dengan bersama-sama membangun Visi Pembangunan 2045 dan 2085. Ke depan, akan ada sekitar 9 panel diskusi lagi,” kata Sofyan.
Dalam bahasan infrastruktur dan konektivitas tersebut, ada beberapa hal yang menjadi fokus, yaitu energi, transportasi, perkotaan- pedesaan, perumahan, sanitasi, telekomunikasi dan maritim.
Kebijakan-kebijakan terkait hal tersebut juga menjadi topik penting. Salah satu usulan dalam diskusi tersebut yaitu mengenai makro ekonomi sebagai titik tolak penjabaran visi. Sofyan pun sempat menyinggung tentang isu ekonomi.
Menurut dia, ekonomi kemarin dengan ekonomi baru akan berbeda sekali, terutama melihat kesenjangan/gap negara maju dengan negara berkembang.
“Kalau dulu gap-nya besar, sekarang harapannya cenderung equal, walaupun cenderung masih ada gap. Dalam hal ini, invention dapat jadi pendorong ekonomi. Lihat penemuan-penemuan di negara maju semisal Amerika sudah mulai bisa ditemukan di Indonesia dan Asia,” ujar Sofyan.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan
