Jakarta, aktual.com – Para pemudik yang mulai kembali ke Jakarta pada  H+2 Lebaran dengan sejumlah barang bawaan yang unik khas di daerah asal mereka.

Pantauan arus balik di terminal bus antarkota antarprovinsi Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (7/6), rombongan keluarga membawa beragam barang yang tergolong unik dan tidak biasa dari kampung halaman mereka.

Berikut beberapa barang bawaan warga yang tergolong unik dari kampung halaman kembali ke Jakarta seperti:

1. Beras

Meskipun sebenarnya sangat mudah didapatkan di Jakarta, sejumlah pemudik, salah satunya Nurhuddin, membawa sekarung beras dari kampung halamannya, Garut, Jawa Barat. Kata Nurhuddin, ibu dan ayahnya adalah petani, sehingga ia diminta membawa sekarung beras sebagai oleh-oleh dan ungkapan cinta kedua orang tuanya.

2. Alat memancing

Salah satu warga bernama Asep sengaja membawa alat pancing dari Jakarta untuk memancing di kampung halamannya Cianjur, Jawa Barat. Asep punya kerinduan memancing di kampung halaman, maka ia pun membawa serta alat pancingnya.

“Saya kerja di Jakarta sudah 30 tahun, saya rindu sekali suasana memancing di kampung (Cianjur), alamnya indah dan sejuk, sehingga saya bawa alat pancing ini,” katanya yang telah kembali ke Jakarta.

3. Kerupuk anclop

Nining, warga Jakarta asal Banjaran, Bandung, Jawa Barat ini membawa beberapa bungkus besar kerupuk yang disebutnya kerupuk anclop asli dari daerahnya.

Menurutnya, kerupuk ini sangat nikmat dan tidak pernah ia temukan di Jakarta, sehingga saat mudik ia tidak lupa membawa pulang kerupuk tersebut untuk disantap di Jakarta.

4. Pohon jeruk nipis

Seorang warga asal Sumedang, Jawa Barat, bernama Andri bercerita bahwa di kampungnya sang ibu sangat gemar menanam pohon jeruk nipis di halaman rumahnya, sehingga ia juga ingin menanam pohon tersebut di rumahnya di Jakarta.

“Untuk istri supaya enggak usah beli jeruk nipis lagi, terus supaya ingat ibu saja suka nanam jeruk di belakang rumah,” kata Andri.

5. Bihun mentah

Warga asal Serang, Banten, Titik, membawa satu kardus bihun mentah, menurutnya bihun ini adalah sisa dari acara keluarga di sana, karena banyak, ia berinisiatif untuk membawanya pulang dan diolah di rumahnya.

“Sayang ada sisa banyak sekali dari sana, lagian anak dan suami saya juga suka sekali bihun,” kata Titik.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin