Jakarta, Aktual.com – Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono pada Senin (26/9) lalu telah melantik empat Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama atau setingkat Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT).
Adapun pejabat yang dilantik yakni Mochamad Idnillah sebagai Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan (KAPI), Ukon Ahmad Furkon sebagai Direktur Perizinan dan Kenelayanan, Bagus Oktori Sutrisno sebagai Kepala Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang dan Mansur sebagai Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman.
Beberapa hari setelah dilantik, saat ditemui wartawan di Kantornya pada Kamis (29/9), Direktur KAPI, Mochamad Idnillah menyampaikan ada beberapa program yang akan dia kerjakan dalam waktu dekat ini.
“Direktorat KAPI ini memang ada empat unit atau empat bidang yang harus saya kerjakan. Jadi ini beda-beda, apa saja itu? yakni Kapal Perikanan, Alat Penangkap Ikan, Permesinan, dan juga Awak Kapal Perikanan,” kata Cak Moch sapaan akrabnya.
Cak Moch melanjutkan untuk permasalahan Kapal Perikanan dan Awak Kapal Perikanan, merupakan fokus kerja paling berat. “Mengapa demikian? karena di sini ada peralihan kewenangan dari Kemenhub ke kita. Saat ini adalah masa peralihan jadi bagaimana kita melayani masyarakat dari sisi untuk sertifikasi, untuk kapalnya, kelaikan kapalnya, kemudian awak kapalnya, dan sertifikasi awaknya.”
“Ini fokus pertama yang akan saya kerjakan, bagaimana melayani masyarakat yang di masa peralihan ini sehingga tidak terjadi stagnan, atau proses pelayanan ini berhenti. Perhubungan sudah tidak mau, sedangkan kita belum siap misal seperti itu. Ini yang akan saya kerjakan terkait dua hal ini terkait kapal Perikanan dan awak kapal perikanan,” ungkapnya.
Selain itu kata Cak Moch juga penyiapan terkait dengan regulasi-regulasi, juknis, dan lainnya. Hal ini supaya proses dan mekanisme terkait dengan pelayanan di KAPI menjadi transparan dan lebih sederhana.
Kemudian program kedua yang akan dia lakukan yakni terkait bantuan-bantuan langsung pemerintah kepada para nelayan kecil. Hal ini dikarenakan Direktorat KAPI ini identik dengan banyaknya bantuan kepada nelayan.
“Kami mengadakan bantuan kepada masyarakat terutama kita fokus pada nelayan-nelayan kecil. Ada mesin, ada alat tangkap, ada juga kapal-kapal kecil, termasuk juga pelatihan kepada nelayan-nelayan kecil supaya dia mendapat sertifikat untuk bisa melaut. Empat kegiatan ini terkait dengan bantuan kepada masyarakat secara langsung, ini juga menjadi fokus saya untuk pelaksanaanya,” terang Cak Moch.
Untuk teknis bantuannya kata Cak Moch pihaknya akan melakukan beberapa hal yakni kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat, terkait prosesnya, pendistribusiannya, dan jumlahnya. “Ini saya akan memaksimalkan proses ini supaya masyarakat secara langsung yang membutuhkan ini bisa merasakan terkait dengan bantuan yang diadakan oleh KKP.”
Kemudian program terakhir kata Cak Moch terkait dengan Pembinaan. Masyarakat nantinya perlu dibina bagaimana cara membuat kapal yang baik yakni material apa saja yang pas, bagaimana efisiensi terhadap bahan bakarnya, cara perbaikan mesinnya, dan bagaimana teknis terkait dengan familiarisasi alat tangkap.
“Kita akan memberikan pembinaan teknis kepada masyarakat. Ada UPT kita di Semarang yang memang ahli untuk hal itu. Jadi kita akan melakukan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat untuk awaknya bagaimana, kapalnya, mesinnya, dan juga alat-alat tangkap sehingga masyarakat ini punya keterampilan yang nantinya apabila disertifikatkan dan mereka tahu,” jelas Cak Moch lagi.
Dia mengungkapkan bahwa masyarakat nelayan sekarang ini sebenarnya adalah masyarakat yang kreatif. Tetapi tetap perlu diberikan bekal ilmu sedikit-sedikit supaya mereka tahu misalkan ada yang kurang pas, ada yang tidak sesuai dengan kaidah ramah lingkungan dan lain-lain.
“Itu tiga hal yang ingin saya kerjakan di Direktorat KAPI untuk bagaimana nelayan ini bisa pelayanannya bisa terpenuhi dengan baik dan cepat, prima, kemudian juga bantuan ini tepat sasaran, kemudian mekanismenya juga sederhana dan yang ketiga adalah pembinaan teknis pada masyarakat,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh: