Jakarta, Aktual.com – Dalam rangka menggenjot pembangunan proyek Light Rapid Transit (LRT) yang merupakan proyek andalan Presiden Joko Widodo, PT Adhi Karya (Persero) Tbk terus mencari pendanaan baru. Salah satunya melalui penerbitan surat utang.
Kali ini, perseroan menerbutkan Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan ll Tahap I Tahun 2017. Dana yang diincar mencapai Rp3,5 triliun. PUB II sendiri ditargetkan totalnya bisa meraup dana mencapai Rp5 triliun.
“Dari dana Rp3,5 triliun itu, sebanyak Rp2,5 triliun untuk memperkuat modal kerja, yaitu untuk menyuntik proyek LRT. Sedang yang Rp500 miliar untuk penyertaan pada entitas anak, dan Rp500 miliar untuk pelunasan hutang obligasi yang juga dipergunakan untuk modal kerja perseroan yang tahun ini jatuh tempo,” papar Direktur Utama ADHI, Budi Harto, di Jakarta, Rabu (24/5).
Menurutnya, proyek LRT sendiri sejauh ini baru rampung sebanyak 15 persen dari target selesainya di tahun 2019 nanti.
“Sejauh ini baru 15 persen selesai ya. Dari progres 15 persen itu, kita sudah belanja kira-kira Rp 3,5 triliun lah,” kata dia.
Menurut dia, pendanaan LRT ini memang tak hanya menjadi fokus dari perseroan, melainkan juga menjasi fokusnya pemerintah. Jadi pemerintah pun, kata dia, konsisten untuk membantu menggenjot pendanaan.
“Jadi gini, pendanaan LRT itu sekarang pemerintah sudah mempersiapkan. Saya kira akan segera diputuskan. Incase sampai akhir Desember nanti, kita harus menyiapkan dana sampai Rp9 triliun. Ya, salah satunya dari obligasi ini. Rp 9 triliun ity sampai akhir tahun ini,” papar Budi.
Di tempat sama, Direktur ADHI, Haris Gunawan menegaskan, sejauh ini untuk pendanaan LRT, perseroan juga gencar mencari pendanaan dari perbankan.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka